Mertua Herman Deru Meninggal Dunia
Mertua Herman Deru Dikebumikan di Makam Keluarga, Berdekatan dengan Pusara Percha Leanpuri
Mantan Walikota Palembang Husni meninggal pada hari ini Selasa, 11 Januari 2022 pukul 05.47 WIB di Palembang dan akan dimakamkan di pemakaman keluarga
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Sejak pagi, pelayat terus berdatangan ke kediaman Almarhum H. Husni Bin Zainal yang merupakan orang tua dari Febrita Lustia Herman Deru atau mertua Gubernur Sumsel Herman Deru.
Mantan Walikota Palembang Husni meninggal pada hari ini Selasa, 11 Januari 2022 pukul 05.47 WIB di Palembang dan akan dimakamkan di pemakaman keluarga yang ada di Gandus Kota Palembang.
"Beliau akan dimakamkan di Pemakaman keluarga di Gandus," kata Gubernur Sumsel Herman Deru saat memberikan sambutan saat upacara pelepasan di Rumah Duka Jalan Srigunting nomor 6 Komplek PCK Kel 9 Ilir, Selasa (11/1/2022).
Sebagaimana diketahui makam keluarga yang ada di Gandus juga sebagai tempat dimakamkannya Almarhuma Percha Leanpuri yang merupakan anak Herman Deru.
"Kami berharap kepada seluruh yang hadir jika ada kata, laku yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan.
Bahkan jika ada utang ataupun piutang yang belum lunas akan kami selesaikan dengan baik, dengan cara menghubungi keluarga," katanya.
Sosok Mertua di Mata Herman Deru
Gubernur Sumsel Herman Deru bercerita tentang sosok Husni yang merupakan mertuanya, bahwa beliau orang yang sehat dan hidup yang higienis, merokok pun tidak.
"Beliau menjadi PNS lebih dari 40 tahun dan pensiun saat usia 67 tahun. Saat pensiun fisik beliau masih prima," kata Deru saat diwawancarai di Rumah Duka Jalan Srigunting nomor 6 Komplek PCK Kel 9 Ilir, Selasa (11/1/2022).
Menurut Deru, sebagai menantu ia merasa paling dekat dengan Husni.
Apa-apa mulai dari urusan sekolah sampai dijadikan tempat meminta second opini atau pendpaat kedua saat proses mengambil kebijakan.
"Beliau ini merupakan walikota Palembang dengan empat presiden yaitu mulai presiden Soeharto pada 1993, lalu Habibie, Abdurrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati jadi begitu banyak pengalamannya," kata Deru
Menurutnya, ia merupakan birokrat tulen. Ada cerita dulu pada 1988 sedang ngaji pagi sebelum kerja tiba-tiba beliau datang dan bercerita bahwa ia tak ingin nyalon lagi.
"Lalu saya tanya apa alasannya, karena dari segi kesehatan beliau masih sehat.
Memang pada waktu itu lagi banyak demo tiada henti.
Lalu saya tanya apa Papa ngerasa ada salah? Kata beliau tidak," katanya
Masih kata Deru, lalu ditanya lagi banyak nggak progrma papa yang belum jalan kalau itu tak dilanjutkan itu gimana.
Pada waktu itu proyek strategisnya revitalisasi pasar 16 dan penataan Beteng Kuto Besak.
"Jd apa alasan papa? Dia diem lagi. Lalu saya bilang Papa tetap nyalon semua biar saya yang urus.
Hadapi demo, sebab kalau papa tinggalkan maka sapa yang akan menjalankan program papa.
Akhirnya, sebelum dia pulang dia bilang mau nyalon lagi," katanya.