Berita Ogan llir

Aksesoris dari Kulit Hewan Ogan Ilir Tembus Pasar Nasional, Ada Kulit Ular Piton

Berbagai macam aksesoris dengan bahan kulit hewan, dipamerkan pada perayaan hari ibu ke-93 di Indralaya

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana
Silpa Prajawati memamerkan tas dengan motif sisik perisai ventral atau sisik bagian bawah kulit ular piton di tangan kirinya. 

SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Berbagai macam aksesoris dengan bahan kulit hewan, dipamerkan pada perayaan hari ibu ke-93 di Indralaya, Ogan Ilir.

Pameran aksesoris oleh Abinaya Bags yang didominasi tas, menarik perhatian pengunjung karena setiap item memiliki keunikan masing-masing.

Owner aksesoris Abinaya Bags, Silpa Prajawati mengatakan, usaha yang dirintis sejak empat tahun lalu itu melibatkan mitra dari luar Sumatra Selatan.

"Dalam membuat aksesoris berbahan kulit hewan ini, kami bekerjasama dengan mitra dari Magelang (Jawa Tengah) dan Denpasar (Bali)," kata Silpa saat ditemui di Gedung Serbaguna Tanjung Senai, Indralaya, Rabu (15/12/2021).

Silpa mengungkapkan, bahan baku pembuatan aksesoris berupa tas, dompet dan topi berasal dari kulit hewan, diantaranya kulit ular, biawak, kambing, domba, sapi.

Kulit-kulit hewan ini berasal dari Sumatra, Kalimantan dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Untuk bahan kulit, sebagian berasal dari luar Sumatra. Proses pembuatan aksesoris juga dilakukan di Magelang dan Denpasar," ujar Silpa.

"Sedangkan untuk pemasarannya, melalui Palembang dan didistribusikan kepada konsumen di seluruh Indonesia," ujarnya lagi.

Proses pembuatan tas kulit ini diawali dengan penyamakan atau proses pengolahan untuk mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak.

Selanjutnya penjemuran, pewarnaan dan penjahitan kulit.

"Kalau bahan kulitnya siap (ada), proses pembuatan satu buah tas bisa satu minggu. Kalau kulitnya belum siap, bisa sampai satu bulan," ungkap Silpa.

Menurut wanita 48 tahun ini, proses yang paling memakan waktu dari merancang tas kulit ini ialah proses penjahitan.

Pada proses penjahitan, diperlukan kecermatan dan ketekunan agar menghasilkan aksesoris yang ciamik.

"Kalau tidak hati-hati saat menjahit, bisa-bisa bahan kulit robek atau bisa juga tidak simetris," jelas Silpa.

Untuk sekali produksi, usaha Silpa ini bisa menghasilkan 12 buah tas untuk satu macam.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved