Mimbar Jumat
Pandemi Hati Nurani dan Vaksinasinya
Virus kecil Covid-19 menjadi momok yang menakutkan karena penyebaran virusnya mewabah menjalar mengkhawatirkan.
Kedua orang tua yang saat hidupnya belum sempat dibahagiakan oleh anak-anaknya, kaum dhu’afa’/lemah yang membutuhkan yang namun dibiarkan tanpa diperdulikan, karib kerabat yang dikecewakan, harta yang tidak diinfakkan atau tidak sedekahkan, amanah yang tidak ditunaikan, kepercayaan yang dikhianati dan disia-siakan, jabatan yang disalahgunakan, dan fasilitas yang diselewengkan padahal akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT.
Allah mengingatkan dalam Q.S.At-Takaatsur : 8 “Tsumma latus’alunna yauma’idzin ’anin na’im”, (Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Harta yang tidak diinfakkan, yang halalnya akan dihisab dan yang haram nya akan diazab, karena hakikatnya di dalam harta orang mampu ada hak orang lain yang butuh.
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)”, (Q.S. Al-Ma’arij : 24 - 25).
Vaksinasi Hati Nurani
Vaksinasi Hati Nurani merupakan pemberian vaksin ke dalam hati manusia agar memiliki ke-kebalan dari penyakit hati, agar hati ceria tanpa resah, hati bahagia tanpa gelisah.
Al-Qur’an mengenalkan antara lain; dzikrullah (mengingat Allah dengan berdzikir dan lainnya) yang dapat menjadi vaksin bagi setiap hati manusia yang gundah dalam kehidupan yang semrawut dan pikiran yang kalut.
Sebagaimana firman-Nya; “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.(Q.S. Ar-Ra’d : 28).
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Dzikrullah baik secara lisan, hati maupun perbuatan dapat meningkatkan imun bagi jasmani, dan meningkatkan iman bagi rohani.
Menghilangkan sedih dan rasa pahit yang ruwet menjadi semanis dawet.
Menghilangkan pikiran yang kacau dan kalut menjadi seindah liliput, melenyapkan rasa risau dan takut.
Secara konseptual, beribadah kepada Allah dan mendirikan shalat menjadi bagian dari dzikrullah (mengingat Allah); “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.(Q.S. Thaha : 14)
Alangkah indah motivasi dan edukasi Al-Qur’an; “In Ahsantum Ahsantum li anfusikum” (Jika kamu berbuat baik (pada hakikatnya berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri) (Q.S. Al-Isra’ : 7).
Maka segeralah berfikir baik, berkata baik, berperilaku dan berbuat baik, menjadi manusia yang produktif manfaat bagi sebanyak-banyak ummat.
“Ya Rasulullah, Siapa orang yang paling dicintai oleh Allah?.