Dari Budi Utomo sampai Sumpah Pemuda

Jadi Budi Utomo yang dimaksud oleh pendirinya, ialah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran Budi, kebaikan perangai/tabiat.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Albar S Subari SH,MH. Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan. 

Oleh: Albar S Subari SH,MH
Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan.

Budi artinya perangai atau tabiat dan Oetomo ialah baik luhur.

Jadi Budi Utomo yang dimaksud oleh pendirinya, ialah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran Budi, kebaikan perangai atau tabiat.

Budi Utomo saat ini hanya meliputi Jawa dan Madura saja, dengan menjalankan beberapa usaha, ialah;

1. Memajukan pengajaran dengan pemikiran bahwa untuk mencapai tujuan kemajuan bangsa itu harus dilakukan pengajaran;
2. Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan;
3. Memajukan tehnik dan industry;
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.

Dengan berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 maka saat itu timbullah apa yang kita sebut dengan Pergerakan Nasional Oktober 1908 untuk pertama kalinya menga-dakan kongres di Yogyakarta dengan agenda mengesahkan statuten.

Dalam kongres itu terbentuk pengurus pusat yang diketuai oleh seorang Bupati Karanganyar Raden Adipati Tirtokusumo, sedangkan Dr.Wahidin menjadi wakil.

Pada awalnya berdiri Budi Utomo belum secara tegas bercita-cita kemerdekaan,namun masih disamarkan dengan bahasa lain yaitu mencapai kehidupan sebagai bangsa yang terhormat.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Hal itu disebabkan oleh larangan tegas kolonial untuk membentuk perkumpulan politik.

Sementara disaat berbarengan di India ada gerakan politik yang dipelopori oleh Ma-hatma Gandhi yang pokok nya menganjurkan suatu taktik tidak bekerja sama dengan pihak penjajah.

Mahatma Ghandi mempunyai dua prinsip;
1. Jika suatu undang-undang dipandang tidak adil, dianjurkan supaya jangan ditaati;
2. Tidak mentaati peraturan harus dijalankan dengan cara damai, artinya tidak boleh mempergunakan kekerasan.

Gerakan Mahatma Ghandi ini sampai ke Indonesia, maka mulai tahun 1920 hingga kongres tahun 1923 agenda ini dibahas yaitu menjalankan taktik non cooperatie.

Namun beberapa anggota Budi Utomo menolak.

Dalam tahun 1925 di Indonesia berdiri serikat serikat pekerja dengan menggunakan senjata pemogokan misalnya terjadi pemogokan besar besaran pegawai Kereta Api.

Kolonial mengambil sikap tegas terhadap para serikat pekerja yang melakukan pemo-gokan.

Hal ini menimbulkan kegoncangan di tubuh Budi Utomo untuk menjalankan politik tidak bekerja sama dengan pihak penjajah.

Baru pada Kongres Pemuda tahun 1928, Budi Utomo ikut berubah untuk melaksa-nakan cita-cita persatuan Indonesia.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Karena keanggotaan Budi Utomo tidak lagi terbatas untuk pemuda Di Jawa, Madura dan Bali tapi sudah terbuka untuk penduduk yang tinggal di daerah Hindia Belanda.

Pada tahun 1928 menjadi dasar persatuan kebangsaan kita ialah SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA, dan juga menyatakan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.

Maka sesudah kongres pemuda itu setiap rapat rapat perkumpulan politik biasanya lantas dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia raya.

Pihak penjajah tidak senang mendengar lagu Indonesia raya, sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan larangan kepada pegawai negeri yang hadir rapat-rapat politik untuk berdiri tegak memberi penghormatan pada lagu Indonesia raya.

Karena saat menyanyikan lagu Indonesia raya, para hadirin diminta berdiri.

Namun larangan itu dapat disiasati.

Karena yang dilarang oleh Pemerintah Hindia Belanda itu juga disebabkan bukan maksudnya menghina, jadi yang sudah berdiri tidak diharuskan duduk kembali.

Maka disiasati sebelum diminta berdiri oleh pemimpin rapat mereka sudah berdiri lebih dahulu, lalu rapat dimulai dan waktu lagu Indonesia Raya dinyanyikan, jadi tetap berdiri.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Maka maksud larangan pemerintah pada waktu itu yaitu melarang pegawainya menghormati lagu kebangsaan ternyata gagal.

Inilah kira-kira sebagai iseng-iseng mengenai cara berjuang pada waktu itu.

Disamping kerapatan pemuda mengambil keputusan saat sidang 27 dan 28 Oktober 1928 yaitu, memiliki satu tanah air, tanah air Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Juga memperhatikan juga Dasar dasar persatuan tersebut meliputi Kemauan, Sejarah, Bahasa, Hukum Adat, Pendidikan dan kepanduan.

Dari keseluruhan pergerakan pemuda sebagai mana diuraikan diatas dapat disimpulkan:

1. Saat berdiri nya Budi Utomo semangat pemuda masih terbatas lokal yaitu di Jawa dan Madura.

Yang sifatnya sebagai perhimpunan pemuda yang bercita cita untuk hidup terhormat ditengah pergaulan dunia.

2. Ada tali merah yang tidak terputus antara peristiwa berdirinya Budi Utomo tahun 1908 dan sumpah pemuda tahun 1928.

3. Kesemua gerakan pemuda tersebut akhirnya melahirkan Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 yang memiliki philosopy dan dasar negara Pancasila.

Di masa sebelum Proklamasi kemerdekaan dalam masyarakat Indonesia persoalan non dan co cita-citanya adalah sama, yaitu Indonesia merdeka.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Hanya cara atau taktiknya beda antara perkumpulan pemuda.

Yang co itu artinya coorporatie,dan bekerja sama dengan Pemerintah penjajah.

Sebaliknya yang non menyatakan tidak mau kerja sama dengan pemerintah penjajah.

Tetapi apa yang disebut kerja sama itu mempunyai dua sifat yaitu yang non itu dimaksudkan hanya tidak mau duduk sebagai anggota dalam badan badan perwakilan, baik di pusat maupun di daerah, yaitu baik Volksraad maupun Gemeenteraad,local ra-ad.

Tetapi ada lagi yang menetap kan sikap non itu lebih luas lagi ialah tidak hanya me-ngenal anggota anggota badan perwakilan saja.

Namun, juga mengenai bekerja sebagai pegawai dari pemerintah penjajah.

Bersikap non tetapi hanya membatasi kepada badan badan perwakilan saja, jadi tidak melarang anggotanya bekerja sebagai pegawai.

Di dalam masa setelah kemerdekaan timbul lagi persoalan non dan co, tetapi sifatnya lain.

Karena tujuan kemerdekaan sudah tercapai,maka cita cita kemerdekaan tidak dikejar lagi

Karena sesudah proklamasi kemerdekaan, Belanda masih tetap berusaha untuk kembali menjajah, maka pada waktu itu timbullah persoalan non dan co lagi, ialah antara yang masih suka bekerja dengan Belanda dan yang tidak suka lagi.

ilustrasi
Update 26 Oktober 2021. (https://covid19.go.id/)

Namun persoalan non dan co inipun berakhir setelah KMB karena salah satu agenda nya menyelesaikan persoalannya dari masa sesudah proklamasi kemerdekaan.

Suasana pergerakan pada waktu sebelum perang dunia ke dua, begitu sukarnya para pemuda atau orang orang untuk melakukan rapat rapat dan melahirkan suatu gagasan cita cita kemerdekaan.

Hal itu dikarenakan adanya beberapa peraturan yang mengekang kebebasan berserikat dan mengeluarkan pikiran.

Kalau pun ada beberapa tokoh yang kita kenal berani mengambil resiko untuk melaku-kan rapat rapat atau pertemuan guna membahas cita cita kemerdekaan tentu menang-gung resiko seperti yang dialami oleh Bung Karno.

Hal itu dapat kita baca dari himpunan pembelaan beliau dimuka hakim kolonial yang berjudul Indonesia Menggugat dimana Bung Karno didakwa dengan pasal 169 tentang tuduhan pemberontakan.

Pada tanggal 22 Desember 1930 Bung Karno dijatuhkan hukuman empat tahun pen-jara.

Walaupun menurut maha guru satu satunya di Batavia saat itu Prof.Schepper alasan hakim untuk menghukum itu dicari cari dan beliau berkesimpulan bahwa keputusan itu menyimpang dari kebenaran dan melanggar dasar dasar hukum pidana modern.

Yang anehnya kitab hukum pidana ini masih tetap menjadi pegangan para penegak hukum.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved