Update Pembongakaran Makam Mayat di Jerambah Karang, Madon 'Susul' Saudara Kembar ke Alam Sana
menurut mereka yang tinggal tak jauh dari kediaman Madon, didapat sejumlah informasi terkait sosok Madon semasa hidupnya.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Makam Madon dibongkar pada Senin (25/10/2021). Pembongkaran terhadap makam dari mayat yang ditemukan di Jerambah Karang ini adalah untuk dilakukan otopsi.
Sripoku.com mencoba mencari tahu tentang sosok Madon semasa hidupnya. Namun, pihak keluarga begitu sulit dijumpai lantaran menjalankan aktivitas untuk melanjutkan hidup.
Meski demikian, menurut mereka yang tinggal tak jauh dari kediaman Madon, didapat sejumlah informasi terkait sosok Madon semasa hidupnya.
Sebagai informasi, Madon tinggal di Jalan Temon, Lorong Kuto Baru, Kelurahan 27 Ilir Palembang.
Pada Selasa (26/10/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, terlihat warga di sekitar kediaman remaja malang tersebut cukup ramai dan banyak anak-anak yang bermain.
Akses menuju rumah Madon juga cukup sempit, hanya bisa dilalui untuk satu motor saja.
Semakin dalam, semakin sempit aksesnya.
Di kanan kiri jalan terlihat banyak rumah khas zaman dulu yang dibangun menggunakan kayu.
Setibanya di rumah mendiang Madon, terlihat pintu rumahnya terbuka lebar.
Madon dan keluarga tinggal di rumah berukuran sempit yang hanya memiliki satu akses keluar masuk. Meski demikian, bangunan rumah sudah permanen terbuat dari beton.
Menurut tetangganya, memang sudah biasa rumah Madon dibiarkan terbuka seperti itu meski penghuningnya tidak ada.
"Di sini aman," kata seorang perempuan di lokasi.
Ruangan yang cukup kecil dan sempit, terlihat lampu yang terus menyala di ruangan saat pintu terbuka.
Menurut tetangganya, Madon itu anak bungsu dari tujuh bersaudara dan merupakan anak kembar.
"Tapi kembarannya Madon juga sudah meninggal waktu masih bayi," kata seorang tetangganya.
Tetangganya berkata kalau ibunya Madon bekerja setiap hari, berangkat dari pagi sampai sore bahkan kadang pulang malam.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, sang ibu dikabarkan menjalani profesi sebagai asisten rumah tangga.
Sementara ayah Madon sempat menjadi penarik becak. Namun, kabar terkini, ia sudah tidak lagi menjadi penarik becak.
Sri, tetangga Madon lainnya, mengatakan alasan keinginan dibongkarnya makam Madon karena pihak keluarga merasa ada yang janggal dan penasaran.
"Keluarga Madon itu cuma pengin tahu apakah Madon itu meninggalnya karena hanyut atau ditarik dari bawah," ungkap Sri saat ditanya wartawan, (25/10/2021).

Sri mengatakan, pihak keluarga merasa aneh karena jarak ditemukannya uang dan mayatnya berjarak sekitar 500 meter.
"Kata kakaknya Madon yang saya dengar sih posisi airnya surut, terus uang senilai enam ribu dengan pecahan dua ribu jatuh di dekat pelampung, sedangkan mayatnya ditemukan di 22 Ilir," ungkap Sri.
Sri mengatakan, semasa hidupnya Madon itu memang anak yang baik dan rajin.
Kalaupun main sampai malam, dia tidak lupa kalau dia adalah pelajar.
"Madon itu anak baik-baik, tidak banyak ulah, termasuk rajinlah orangnya," tuturnya.
Ibu 42 tahun ini ikut merasa berduka atas kejadian ini, dan Sri berharap selaku tetangga dekatnya ada hukuman yang setimpal.
"Ya saya ngerasa sedih juga, kebayang anak sendiri kalau digituin, ya berharap pelaku dihukum yang setimpal dengan apa yang sudah diperbuat kepada Alm Madon," tutupnya.
• Kami Panik, Alasan Keluarga Madon Baru Lakukan Autopsi Usai 2 Minggu Kematian Korban
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat ditemukan mengambang di aliran sungai Musi tepatnya di bawah Jerambah (Jembatan) Karang, Jalan Merdeka, Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil Palembang, Senin (11/10/2021).
Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, jenazah tersebut pertama kali ditemukan oleh Trimini Yamini (41) dan anaknya Fajri (15) yang ketika itu hendak membersihkan warung mereka sekira pukul 05.30 WIB.
Trimini mengaku sempat mengira bahwa apa yang dilihatnya di Sungai Musi merupakan sebuah patung.
Namun, setelah dilihat dengan seksama ternyata itu merupakan sesosok mayat seorang pria.
"Anak saya teriak itu mayat. Saya awalnya tidak percaya," ujarnya.
Ia mengungkapkan, setelah dilihat lebih teliti, Trimini baru menyadari bahwa sosok tersebut benar manusia yang sudah tak bernyawa.
Mengetahui hal itu, Trimini mengaku bukan main paniknya dan langsung berteriak meminta bantuan warga.
"Saya teriak, itu mayat. Warga di sana bilang, itu patung. Saya teriak, beneran itu mayat. Barulah mereka percaya," jelasnya.
Setelah diangkat ke tepi jembatan, warga ada yang langsung mengenali identitas jenazah tersebut.
Ternyata sosok mayat tersebut adalah Muhammad Madon (14) warga Jalan Temon, Lorong Kuto Batu, Kelurahan 27 Ilir Palembang.
Keluarga dari Madon juga sudah memastikan kebenaran identitas tersebut.
Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka lantaran keluarga enggan melakukan pemeriksaan forensik.
"Katanya memang anak itu lagi sakit. Kami lihat juga di keningnya ada koyo cabe, memang seperti orang sakit," ungkap Trimini.