Profil Ridwan Saidi, Budayawan Betawi yang Pernah Berseteru dengan Ahmad Dhani, Punya Banyak Jabatan

Ia juga merupakan mantan anggota DPR melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1977-1987.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma
Kompas.com
Ridwan Saidi 

SRIPOKU.COM - Nama Ridwan Saidi tak pernah lepas dari sorotan.

Ridwan Saidi sempat dicap Budayawan yang kerap menuai kontroversi.

Beberapa waktu lalu, Ridwan Saidi bahkan sempat diancam oleh Budayawan lain karena omongannya Kerajaan Galuh.

Budayawan sekaligus Ketua Majelis Adat Sunda Mochamad Ari Mulia mendesak budayawan Ridwan Saidi membuktikan ucapannya soal Kerajaan Galuh yang ia sebut tidak ada, serta makna kata Galuh adalah brutal.

Ari mengancam akan memproses Ridwan Saidi secara hukum jika tak bisa membuktikan ucapannya.

Ia pun mendukung warga Ciamis yang menuntut Ridwan Saidi meminta maaf jika gagal membuktikan ucapannya soal Kerajaan Galuh.

Ridwan Saidi akhirnya mengungkapkan permintaan maaf atas perbuatannya.

Lepas dari kasus itu, kini Ridwan Saidi kembali jadi sorotan saat buka suara mengenai Kerajaan Sriwijaya.

Dalam kanal Youtube Refly Harun yang diunggah 10 Oktober 2021, Ridwan Saidi mengungkapkan fakta bahwasannya kerajaan besar yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia adalah Kesultanan Palembang.

Namun, fakta ini menurutnya tenggelam karena fiksi Sriwijaya.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

"Kerajaan yang besar-besar dengan prestasinya, Kesultanan Palembang. Terbenam oleh Sriwijaya, terbenam habis," ujarnya.

Ridwan Saidi menegaskan keberadaan Kesultanan Palembang itu merupakan fakta.

Hal ini menurutnya sangat disayangkan, padahal dari sisi prestasi Kesultanan Palembang terbukti berhasil menghalau kapal perang Inggris di tahun 1813.

"Kesultanan Palembang itu termasuk besar, kalau bicara yang paling besar tidak ada," ujarnya.

Baca juga: Ridwan Saidi : Kebesaran Kesultanan Palembang Tenggelam oleh Fiksi Kerajaan Sriwijaya

Baca juga: Ridwan Saidi Gadang-gadangkan Habib Rizieq Shihab Sebagai Satrio Piningit

Siapa Ridwan Saidi ?

Sosok Ridwan Saidi pernah menjadi pelaku politik di era pemerintahan Indonesia.

Dirinya baru vakum dari dunia politik sebelum pemilu tahun 2004 silam.

Sosok Ridwan Saidi ngetop dan banyak menjadi perbincangan saat menjadi tamu di ILC yang dibawakan Karni Ilyas.

Hingga kini sosok Ridwal Saidi lebih dikenal sebagai pengamat dan juga Budayawan Betawi.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Ridwan Saidi (lahir 2 Juli 1942) adalah seorang budayawan Betawi.

Ia juga merupakan mantan anggota DPR melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1977-1987.

Ridwan tercatat sebagai lulusan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia.

Sebagai seorang budayawan Betawi, Ridwan banyak terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya serta menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.

Kini usianya menginjak 79 tahun, Ridwan Saidi masih cukup aktif menjadi sebagai pengamat dan budayawan.

Pernah berseteru dengan Ahmad Dhani

Ridwan Saidi menyulut kontroversi dengan musisi Dewa 19, Ahmad Dhani dengan menyatakan Dhani sebagai kaum Yahudi sebagaimana dikutip dalam bukunya Fakta dan Data Yahudi di Indonesia : Dulu dan Kini (2006) yang ditulis bersama Rizki Ridyasmara.

Buku tersebut menilai Dhani merupakan seorang pengikut Yahudi lantaran banyaknya lambang-lambang Yahudi dalam album Ahmad Dhani dan Dewa 19.

Namun, menjawab klaim tersebut Dhani mengatakan itu adalah hal yang biasa. Lagi pula ia menganggap semua gambar itu adalah karya seni.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Akibat dari buku tersebut, Dhani kemudian mendapat kiriman bom buku yang diterima pada Selasa, 15 Maret 2011, yang ditujukan ke kantor Republik Cinta Management (RCM).

Namun, paket baru dibuka pada Kamis, 17 Maret 2011.

Buku berisi bom itu lalu diledakkan Tim Gegana.

Buntut dari bom tersebut, Dhani melaporkan Ridwan Saidi dan Rizki Ridyasmara sebagai pengarang buku yang memuat klaim salah terhadap Dhani tersebut.

Dhani menganggap buku tersebut yang menyebabkan dirinya menjadi target teroris.

Karier

Dilansir dari Wikipedia, dalam perjalanan kariernya, Ridwan Saidi cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.

Ia pernah menjadi Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, pada tahun 1966.

Setelah itu, pada tahun 1973-1975, Ridwan Saidi menjadi Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara.

Pada tahun 1974-1976, Ridwan Saidi menjadi Ketua Umum PB HMI.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Dalam perkembangannya kemudian, Ridwan Saidi berkecimpung ke kelompok partai dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan pada tahun 1977-1982 dan 1982-1987.

Di bangku parlemen, Ridwan sempat menduduki kursi Wakil Ketua Komisi APBN (1977-1978) dan setelah itu dia konsisten menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X yang membidang lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan sejak 1978-1987.

Usai jabatannya di DPR berakhir, pada tahun 1995 hingga tahun 2003, Ridwan menjadi Ketua Umum Partai Masyumi Baru.

Ridwan juga pernah aktif dalam kegiatan Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di Irak pada tahun 1993.

Selain itu, Ridwan Saidi juga pernah aktif pada Festival Budaya Babylonian (Babylonian Cultural Festival) di Irak pada tahun 1994.

Pada tahun 2003, Ridwan Saidi kemudian menjadi Ketua Steering Committee Kongres Kebudayaan.

Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme dan menjadi ketua dan pendiri Yayasan Renaissance pada tahun 2013.

ilustrasi
Update 17 Oktober 2021. (https://covid19.go.id/)
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved