'Polisi tak Ada yang Berani', Irjen Napoleon Tidak Kapok Berulah, Tommy Ketakutan Daripada Dibunuh
Dia punya bintang 2, seragam bintang dua. Dia berkuasa dalam penjara, polisi-polisi semua enggak ada yang berani ama dia.
SRIPOKU.COM - Irjen Napoleon kembali dikabarkan berulah di Rutan Bareskrim Polri.
Setelah membuat babak belum Muhammad Kece, kali ini Jenderal bintang dua itu mengintimidasi kasus suap red notice Djoko Tjandra, Tommy Sumardi.
Hal ini diketahui melalui rekaman percakapan antara eks Kadiv Hubinter Mabes Polri Irjen Napoleon Bonaparte dengan para tersangka lainnya dalam kasus tersebut.
Irjen Napoleon berbicang dengan Tommy Sumardi dan Brigjen Prasetijo Utomo soal penghapusan red notice Djoko Tjandra.
Mereka membicarakan seseorang yang disensor di dalam rekaman tersebut.
Selain itu, rekaman lainnya mereka tengah membicarakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Melalui Dion Pongkar kuasa hukum dari Tommy Sumardi, angkat bocara soal rekaman tersebut.
Dion membenarkan percakapan yang ada di dalam rekaman tersebut.
Menurut dia, peristiwa itu terjadi di rutan Bareskrim Polri.
"Iya (rekaman itu benar), persisnya lupa. Karena kita gak punya rekaman. Kurang lebih dulu (Tommy) didikte seperti itu," kata Dion saat dikonfirmasi, Kamis (7/10/2021).
Dion menyampaikan kliennya dipaksa berbicara sesuai dengan keinginan Irjen Napoleon seperti rekaman yang beredar di media sosial. Menurut dia, kliennya sempat mencurigai ada yang merekam percakapan tersebut.
Namun, kata Dion, kliennya takut dengan Irjen Napoleon yang akhirnya menyetujui mengikuti pernyataan sesuai keinginan jenderal bintang dua tersebut lantaran takut dianiaya.
"(Tommy) curiga sih direkam. Tapi biar selamat ikut aja sesuai perintah. Dia di bawah tekanan. Daripada digebuk, bukan cuma digebuk dia jawab, Pak Tommy oh ini daripada saya dibunuh, katanya. Saya ikutin aja mau dia,” jelasnya.
Dion menyampaikan Irjen Napoleon saat itu masih memiliki pengaruh yang kuat di Rutan Bareskrim meski berstatus tahanan.
Dia pun mencontohkan tersangka kasus penistaan Muhammad Kece yang babak belur dianiaya oleh Irjen Napoleon.
