Berita Nasional

Anak Jenderal Achmad Yani Lihat Bapaknya Diseret, Sebelum Peristiwa G30S PKI Ada Suara Seruling

Masih lekat diingatannya, bagaimana ia menjalani masa kecilnya bersama sang ayah, seorang Pahlawan Revolusi Indonesia.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Fadhila Rahma
Tribunnews.com
Amelia Yani putri dari pahlawan revolusi Jenderal Achmad Yani 

Kemudian, jenderal Achmad Yani marah dan memukul mereka (Cakrabirawa) kemudian menutup pintu kaca.

"Mereka lalu menembak lewat jendela kaca dan bapak jatuh. Itulah suara halilintar, suara tembakan beruntun," katanya.

Amelia Achmad Yani menjadi saksi mata dan melihat secara langsung Jenderal Achmad Yani diseret dari ruang makan.

"Saya lihat bapak saya lewat depan saya dengan mata terpejam, tapi kami tidak tahu apakah bapak sudah meninggal atau belum. Bapak diseret kakinya, kami lalu mengejar bapak dibelakang mereka. Mereka bilang kalau anak-anak tidak masuk akan ditembak semua. Bapak dibopong dan badannya dilempar ke truk," katanya.

Kejadian yang berlangsung hitungan detik itu membuat kondisi rumah berantakan, darah berceceran dimana-mana dan mereka menangis tak ada yang menolong.

Jenderal Achmad Achmad Yani
Jenderal Achmad Achmad Yani (Youtube)

"para tentara yang jaga seperti patung seperti ga mengerti dengan apa yang terjadi," ungkap Amelia Achmad Yani.

Saat peristiwa tersebut, Amelia Achmad Yani tak mengetahui dibawa kemana Jenderal Achmad Yani dibawa kemana, sampai akhirnya baru diketahui dibawa sampai ke Lubang Buaya.

"Pagi, ibu datang jerit-jerit minta carikan bapak dan pingsan. Kita bopong kedalam ibu, lalu ibu sempat mengambil darah bapak dan diusapkan ke badannya. Kita tanya ibu kenapa, ibu jawab kalau bapak udah ga ada. Ibu terpukul pagi itu dan dikamar saja, karena tidak melihat suaminya diambil dan diculik," katanya.

Akhirnya, Amelia Achmad Yani dan keluarga dibawa ke lokasi pengungsian di Pasar Minggu, dikala itu belum ada listrik.

Ia kemudian mencari infromasi keberadaan Jenderal Achmad Yani melalui transister yang dirinya punya agar mendapatkan berita.

Sampai akhirnya, Ibunya meminta semua saudara-saudaranya mengikhlaskan Jenderal Achmad Yani yang sudah meninggal.

"Kita nangis semuanya, terus ibu bilang sudahlah yang penting doakan bapak agar tenang. Ibu sempat ingin lihat jasad bapak tapi tidak dibolehkan oleh Om Bardi (Ajudan Jenderal Achmad Yani)," katanya.

Malam itu, jasad dibawa ke RSPAD untuk dibersihkan. Tenyata, suasana disana seram sekali, bau kemenyan, bau mayat dan semua tentara menangis.

Kesaksian Personel KKO AL Pengangkat Jenazah Korban G30S
Kesaksian Personel KKO AL Pengangkat Jenazah Korban G30S (intisarionline)

"Malam itu jam 12 semua nangis dan keesokan harinya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Sepanjang ke Taman Makam Pahlawan jadi lautan manusia, semua menangis dan berdoa. Dari sana saya merasa kehilangan bapak begitu besar," katanya.

Amelia Achmad Yani sempat tumbang karena sakit. Karena, ia akui jika terguncang pikiran dan batin atas peristiwa mengerikan itu.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved