PPKM Diperpanjang
BREAKING NEWS: PPKM Diperpanjang Hingga Akhir Agustus 2021, Sejumlah Daerah Bisa Turun Level
Pemerintah kembali melanjutkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya berakhir per hari ini.
SRIPOKU.COM - Pemerintah kembali melanjutkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Keputusan PPKM diperpanjang ini adalah menekan penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Kebijakan kali ini adalah penurunan level PPKM terhitung sejak 24 Agustus hingga 30 Agustus 2021.
Keputusan PPKM ini diumumkan langsung Presiden Joko Widodo pada Senin (23/8/2021).
"Pemerintah memutuskan mulai 24 Agustus hingga 30 Agustus 2021, beberapa daerah bisa diturunkan levelnya dari level 4 jadi level 3," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Sebelum pengumuman dari presiden Jokowi, di Sumsel sendiri memang masih menunggu kebijakan dari pusat untuk menentukan apakah PPKM di Sumsel diperpanjang atau tidak.
Andai kata masih diwajibkan menerapkan PPKM, levelnya juga harus ditentukan oleh pemerintah pusat.
PPKM level 4 di beberapa daerah di Sumsel sendiri akan berakhir hari ini Senin (23/8/2021)
Situasi Covid-19 di Palembang
Plt Kadinkes Palembang, dr Fauziah MKes, menjelaskan update Covid-19 di Palembang.
Untuk angka positivity rate di Palembang saat ini masih di atas lima persen, dimana jika nilai dibawah 5 persen baru bisa dikatakan baik.
Ini dilandasi karena masih minimnya jumlah testing yang dilakukan untuk kasus-kasus positif Covid-19.
Positivity rate sendiri menjadi bagian dari salah satu indikator penilaian penentuan level PPKM, yakni kapasitas respon yang terdiri dari testing, tracing, dan treatment yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri.
"Untuk testing tadinya semua di tingkat 3 terbatas masih awal yang per 2 Agustus, setelah dievaluasi tanggal 15 Agustus.
Namun, testingnya memang kita masih di atas persentase angka posivitity rate di atas 5 persen, itu seharusnya dibawah 5 persen.
Palembang masih di atas persentase 28,85 persen karena jumlah testing yang terbatas," ujarnya, Senin (23/8/2021)
Kemudian, untuk tracing di Palembang saat ini sudah meningkat meskipun kategorinya terbatas, yang tadinya satu orang kontak erat sekarang sudah 4 sampai 5 kontak erat dalam satu kasus konfirmasi.
"Kalau jumlah tracing lebih dari lima orang baru nanti berubah status tracing untuk turun assesment level. Seharusnya tracing kontak erat bisa mencapai 15 orang dalam satu kasus," katanya.
• Pelaku Usaha Berharap PPKM Tidak Diperpanjang, Daya Beli Masyarakat Turun
Namun sayangnya, banyak kasus Covid-19 yang terkonfimasi banyak yang enggan jujur siapa saja yang telah kontak erat dengan dirinya.
"Kendala kita pada saat melakukan konfirmasi ada masyarakat enggan dan belum terbuka. Kecuali ada tempat tertentu misalnya satu perkantoran itu yang terbuka bisa kita lakukan full itu bisa sampai 15 kontak erat," katanya.
Setidaknya, spesimen yang di periksa perhari itu variasi bisa dari seribu sampai 900 hingga 1000 spesimen perhari.
"Dari Permendagri perminggunya rata-ratanya di 17 ribu spesimen hanya kota Palembang baru mampu 900 sampai 1.000 Spesimen, " Katanya
dr Fauziah mengatakan, ada dua macam indikator penilaian perkembangan penanganan Covid-19, pertama dari yang BNPB dengan 14 indikator dan dari indikator itu, per seminggu lalu kota Palembang masuk zona oranye.
"Tapi untuk Minggu ini kota Palembang masih tunggu update dari BNPB, hari Senin ini biasanya kalau gak selasa Rabu," katanya.
Kemudian terkait dasar dari Kemendagri itu pakai, assessment situasi berdasarkan transmisi komunitas sama kapasitas respon, untuk transmisi komunitas itu sendiri ada tiga indikator dari kasus konfirmasi, kasus rawat inap, dan kasus kematian.
Ada beberapa dari tiga indikator ini, dari sebelumnya pada 2 Agustus tingkat empat dari tiga indikator itu Palembang berada di level empat semua.
"Pada saat evaluasi assessment situasi Covid-19 per 15 Agustus kita dari beberapa indikator ada yang sudah masuk ke tingkat ketiga dari kasus konfirmasi per 100 ribu penduduk per Minggu.
Trennya sudah cenderung menurun berada di tingkat ketiga artinya kasus konfirmasi itu berada di range 150 per seratus ribu kota Palembang berada di 4,92 persen," katanya.
Sementara untuk angka kasus kematian juga menurun akibat penduduk per 100 ribu penduduk trendnya juga menurun dalam satu minggu dengan range 2 hingga 5 per 100 ribu penduduk per Minggu
"jadi per 15 Agustus itu di angka 2.56 per seratus ribu penduduk," katanya.
• Dampak PPKM Covid-19, Sejumlah Tempat Makan di Kota Pagaralam Provinsi Sumsel Terancam Bangkrut
Disisi lain untuk treatment di lihat saat ini dengan BOR di Palembang, cenderungnya menurun. Saat ini, Palembang sudah masuk kategori memadai yakni di bawah 60 persen.
"Terakhir ini kita BOR kalau yang per 22 Agustus 36.21 persen," katanya.
Harapan Pelaku Usaha di Palembang
Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Ekawani berharap PPKM yang berakhir hari ini tidak diperpanjang karena ekonomi harus tetap berjalan.
Dia berharap mall tetap diperbolehkan beroperasi, gerai food and bavarage juga boleh menerima dine in atau makan di tempat meski jumlahnya dibatasi.
"Semoga PPKM tidak diperpanjang tapi kalaupun diperpanjang juga berharap mall boleh beroperasi seperti biasa karena ekonomi juga harus pulih berbarengan dengan pemulihan kesehatan," ujar Agus Ekawani, Senin (23/8/2021).
Agus mengatakan mall sudah menerapkan Protokol Kesehatan (prokes) ketat selama ini dan juga terus mendukung upaya mensukseskan vaksinasi program satu juta vaksin yang dicanangkan pemerintah.
"Semua pegawai mall juga sudah divaksinasi dan mall juga sudah menerapkan prokes ketat sehingga bisa lebih berharap operasional mall bisa dilonggarkan," tambah Agus.
Sementara itu, Kepala Cabang Tunas Auto Graha (TAG) Palembang Hadi Maryanto mengatakan, penjualan mobil turun 15 persen dampak PPKM.
Padahal saat ini masih ada program PPNBM namun belum bisa mendongkrak penjualan karena masyarakat memilih mempioritaskan memenuhi kebutuhan utama di masa pandemi.
"PPKM ini hanya memperbolehkan sektor esensial saja beroperasi sementara itu sektor lainnya dibatasi beroperasi sehingga berdampak terhadap produktifitas dan kinerja," kata Hadi.
Dia berharap PPKM dibuka namun masyarakat tetap diminta beraktivitas dengan tetap menerapkan prokes ketat sehingga ekonomi tetap berjalan dan penangan pandemi juga berjalan beriringan.
Masyarakat juga diminta sadar dan peduli kesehatan dengan mematuhi prokes yang telah ditetapkan pemerintah sehingga bersama mewujudkan herd imunity.
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BREAKING NEWS: Jokowi Putuskan Beberapa Daerah Turun Level PPKM hingga 30 Agustus"