Berita PALI

Air Tak Sampai ke Rumah, Kurniasih Warga Kecamatan Talang Ubi PALI Ajak Anak Mandi di Pipa Bocor

Air bersih dari PDAM Tirta PALI tidak sampai ke rumah, sejumlah warga memutuskan mandi di pipa PDAM yang bocor.

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Refly Permana
sripoku.com/reigan
Sejumlah warga Kecamatan Talang Ubi memutuskan mandi di pipa bocor lantaran bisa mendapatkan air. Pasalnya, air bersih tidak sampai ke rumah mereka. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga

SRIPOKU.COM, PALI - Permasalahan air bersih kian menghantui sejumlah warga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), khususnya di Kecamatan Talang Ubi.

Memasuki puncak musim kemarau, kekeringan turut melanda pemukiman warga. 

Pasalnya, aliran air bersih dari PDAM Tirta PALI Anugerah tak sampai ke sejumlah rumah-rumah warga kawasan Pendopo Kecamatan Talang Ubi.

Kondisi demikian, kekeringan air bersih sudah dirasakan warga sejak kurun waktu dua bulan terakhir.

Mirisnya, pipa primer yang berfungsi mengaliri air bersih ke rumah warga sepanjang Jalan Merdeka Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi ada beberapa titik alami kebocoran.

Sehingga, air bersih yang seharusnya bisa dinikmati warga di kediamannya terbuang sia-sia dan menggenangi pinggiran jalan poros utama.

Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia di Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan Didominasi Karyawan

"Di rumah kami tidak ada air pak. Jadi, mandi dan mencuci ambil air dari pipa PDAM yang bocor," ungkap Kurniasih, warga Kelurahan Handayani bersama kedua anaknya saat mandi dan mengambil air bersih di isi kedalma dirigen, Jumat (6/8/2021).

Senada Ujang, warga Kecamatan Talang Ubi mengaku sudah sejak dua bulan air PDAM Tirta PALI Anugerah tak mengalir ke rumahnya.

"Untuk buang air kecil saja sangat susah pak. Kami mandi dan mencuci kalau tidak pakai air galon, mengungsi ke rumah kerabat," jelasnya.

Sementara, Dirut PDAM Tirta PALI Anugerah, Purwadi melalui Kasubag Hublang (Hubungan Langganan), Indra Patria berkata bahwa pihaknya saat ini tidak bisa memberikan solusi terkait Pipa Primer yang bocor hingga menggenangi jalan poros.

"Pengerjaan Pipa PDAM Tirta PALI belum serah terima dengan pihak Dinas PU Perkim.

Pipa sepanjang Jalan Merdeka masih dalam tahap perawatan antara Perkim dan kontraktor. Karena disini kami tidak dilibatkan," ungkapnya.

Dijelaskan, Rilis Palep pada Pipa PDAM Primer tidak berfungsi dengan benar. Dimana, fungsinya untuk mengeluarkan udara bukan malah melainkan mengeluarkan semburan air.

"Pipanya tidak berfungsi dengan benar. Jadi, diharapkan pihak Dinas PU Perkim berkoordinasi dengan pihak pemborong terkait Pipa primier aliran PDAM agar segera diperbaiki," jelasnya.

Selain itu, jelas dia, air tidak stabil mengalir juga terkendala listrik yang kurang stabil. Dimana, kendalanya Kabupaten PALI belum memiliki gardu induk dari PLN Lahat Rayon Pendopo.

Kemudian, Booster yabg berada di Simpang Raja belum bisa difungsikan, sehingga memakan waktu yang cukup lama. 

Vaksin Moderna Sudah Tiba di PALI, Dinkes Sebut Masih untuk Kalangan Ini, yang Lain Mohon Sabar

Dimana, alur aliran airnya dari Booster Sinar Dewa langsung ke Golf seharusnya dari Sinar Dewa ke Simpang Raja dan dialiri ke golf.

"Kami optimis, apabila Booster Simpang Raja sudah difungsikan dan listrik sudah normal. Maka suplai air bisa stabil. PALI butuh banyak Booster karena letak geografis termasuk wilayah tebingan." Katanya.

Sebagai upaya antisipasi, pihaknya melakukan survey memantau kebocoran pipa di empat Zona kawasan Kecamatan Talang Ubi dan langsung segera ditanggulangi dengan keterbatasan alat dan anggaran.

Kemudian, kendala lain banyak air yang di curi atau kebocoran NRW.

Idealnya, 1000 pelanggan di backup maksimal 8 pegawai. Dari 4 Zona, 1 zona bisa diisi 1 ribu pelanggan. Sementara untuk Kecamatan talang Ubi Pendopo 4 ribu pelanggan.

Pihaknya saat ini hanya bisa bekerja semampunya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan, meski faktanya pegawai PDAM sejak Bulan Desember 2020 tak menerima Gaji atau haknya. 

"Pendapat kami tidak cukup, sehingga anggaran yang ada, seperti gaji karyawan dialihkan untuk pembayaran PLN. Jadi. Saat ini saya akui kami (PDAM Tirta PALI Anugerah) terancam Kolaps. Karena kami butuh subsidi." Jelasnya.

Dijelaskan, pihaknya berharap ada bantuan subsidi anggaran dari Pemerintah, baik anggaran maupun fisik, sehingga kondisi bisa tetap bertahan.

Berumur delapan tahun usia PDAM Tirta PALI, pemerintah baru satu kali memberikan subsidi pada Tahun 2018 silam. 

Sementara Solusi lain terkait banyaknya tunggakan pelanggan hingga kini belum dilunasi. Pihaknya meminta subsidi kepada pemerintah untuk dilakukan Pemutihan tunggakan pelanggan.

"Total ada 80 karyawan baik Honor maupun PNS. Yang bertahan dan yang ada sekarang hanya yang memiliki loyalitas. Karena pendapatan kita kurang. Jadi kami memang sangat butuh subsidi," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved