Dana 2 Trilun untuk Sumsel dari Akidi Tio Sudah Mencederai Akal Sehat, Kok Bawa-bawa Pejabat Daerah
"Itulah mengapa saya mengatakan itu pencederaan akal sehat kita. Karena antara niat baik dengan akal sehat dan realitas tidak beda jauh,"
Kalau ada niat baik, maka ada potensi disertai keikhlasan untuk menyumbang," ungkapnya.
Namun, kalau memberikan janji yang sudah tidak masuk akal sehat, andai memberikan janji di publik hanya untuk kepentingan publikasi, maka sudah salah.
Dari awal menurutnya itu tidak masuk akal, sudah berhari-hari nggak cair.
"Baru saja saya ada kesempatan mau menulis, karena saya masih menunggu informasi kapan cairannya. Sudah dua tiga hari tidak ada pencarian, padahal sudah diupacarakan," katanya.
Bahkan menurutnya menghebohkan seluruh negeri. Covid-19 sudah ada, kenapa belum diberikan? Oleh karena itu ia merasa tergelitik dan tergugah untuk menulis.
• Terungkap Transaksi Bilyet Giro Rp2 Triliun tidak Ribet: Asalkan Uangnya Ada
Lalu mengapa narasi yang terbangun positif?
Menurutnya, dikarenakan suasana batin rakyat Indonesia ditengah himpitan pandemi Covid19.
Ekonomi terseret, faktor sikologi dan tiba-tiba ada orang yang menawarkan bantuan, maka segala keterhimpitan itu dibuka seperti air bah.
"Waduh ada secercah harapan, suasana batin yang ada, maka semua ramai-ramai mengatakan bahwa itu pahlawan banga dan lain-lain.
Ini masalah sikologi bangsa yang terhimpit oleh berbagai deraan anatar lain deraan karena pandemi Covid-19," ungkapnya.