Ungkap Alat Penyebab Kematian Pasien Corona, Prof Yuwono Sebut Virus Corona Lemah tapi Cerdas: Teror
Alat ventilator juga membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
Prof Yuwono pun kembali menjelaskan omongannya soal penggunakan Ventilator.
"Kenapa, karena Ventilator itu memasukan alat kedalam saluran paru-paru, artinya kalau ada lendir berarti dia gak bisa keluar, tambah terdesak kedalam," katanya.
Prof Yuwono pun menjelaskan secara detail agar tak gagal paham tentan ventilator ini.
"Mohon maaf nih, telinga kita misal, kenapa kalau cotton bud itu sebenarnya tidak boleh, karena dia sifatnya bukan mengeluarkan tapi mendorong kedalam, jadi nyumbat, itulah kematian,
kenapa? karena Covid-19 ternyata kemungkinan ialah memperbanyak jumlah lendir atau dahak didalam saluaran itu, jadi pengobatannya dapat disimpulkan boleh dimasukan alat yang namanya bronkoskopi, selang yang di masukan ke paru-paru yang fungsinya untuk menyedot lendir tadi, supaya pasien lega dan itu terbukti banyak menolong," ujar Prof Yuwono.
Prof Yuwono pun menegaskan kalau Covid-19 tak ada dampak yang signifikan yang ditimbulkan oleh virus ini.
"Setelah itu dilihat diautopsi, itu banyak orang salah baca, ternyata gak ada apapun dampak yang signifikan dari Covid-19 di dalam organ tubuh ini," katanya.
"Contoh penyakit maralia bisa merusak hati, karena maralia itu protojoa nya itu masuk hati dan berkembang biak, jadi sel hati bisa pecah," ujarnya.
"Nah sementara Covid-19 ini gak ada kecuali bukti sumbatan tadi, jadi kalau pakai bahasa muda saya ringkaskan kalau bisa sembuh dari situ ya gak ada bekas," kata Prof Yuwono.
Baca juga: Prof Yuwono Sebut Ventilator bisa Jadi Penyebab Kematian Pasien Covid-19 Virus Lemah Tapi Cerdas
Baca juga: Demi Kontrak Messi, Barcelona Tega Kembalikan Antoine Griezmann: Tukar Dengan Buruan Liverpool
Barapa lama pasien Virus Corona butuh ventilator?
Dilansir dari Kompas.com, Dokter umumnya segera memasang alat ventilator begitu pasien mengalami gagal napas.
Pada kasus Covid-19 yang kondisinya sudah parah atau mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, pasien membutuhkan ventilator untuk memberikan volume oksigen yang kecil namun kadarnya lebih tinggi.
Pada kondisi parah, pasien bisa menggunakan ventilator selama berminggu-minggu.
Kemudian, untuk menghindari risiko komplikasi dari iritasi akibat pemasangan selang ventilator masuk ke tenggorokan, dokter memasang selang ventilator melalui lubang buatan yang dibuat di bagian depan leher pasien Covid-19.
Di tengah keterbatasan ventilator dan melonjaknya kasus positif Covid-19, dibutuhkan tindakan preventif untuk mencari solusi konkret mencegah membeludaknya pasien ke tempat perawatan kritis.
Masyarakat bisa berkontribusi menyelamatkan jiwa orang lain dengan turut mencegah penularan virus corona.
Caranya dengan disiplin tinggal di rumah, menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal satu meter dengan sekitarnya, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat sakit.