Ungkap Alat Penyebab Kematian Pasien Corona, Prof Yuwono Sebut Virus Corona Lemah tapi Cerdas: Teror

Alat ventilator juga membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Dokumen
Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi 

SRIPOKU.COM - Bagi pasien yang terinfeksi virus corona, alat ventilator sangat penting.

Hal ini dikarenakan bagi pasien yang terinfeksi virus corona dan mengalami gagal napas jamak membutuhkan ventilator.

Fungsi ventilator adalah untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan bernapas.

Menurut American Thoracic Society, kadar oksigen alat ventilator yang digunakan untuk membantu pernapasan pasien lebih tinggi daripada alat bantu oksigen lainnya.

Alat ventilator juga membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.

Sedanggkan menurut Wikipedia, ventilator adalah bantu pernapadan adalah sebuah mesin yang menyediakan ventilasi mekanis dengan menggerakkan udara yang bernapas ke dalam dan keluar dari paru-paru, untuk memberikan napas kepada pasien yang secara fisik tidak dapat bernapas, atau bernafas kurang.

Ventilator modern adalah mesin pengendali mikro terkomputerisasi, tetapi pasien juga dapat diventilasi dengan masker bag valve sederhana yang dioperasikan dengan tangan.

Ventilator terutama digunakan dalam pengobatan perawatan intensif, perawatan di rumah, dan obat darurat (sebagai unit mandiri) dan dalam anestesiologi (sebagai komponen dari mesin anestesi).

Melihat fungsinya, alat ventilator ini dibutuhkan oleh Pasien yang terinfeksi virus corona dan mengalami gagal napas.

Namun apa jadinya jika Ventilator yang dibutuhkan pasien Covid ini bisa jadi penyebab kematian? begini ulasannya.

Ahli Mikrobiologi Profesor (Prof). Dr. dr. Yuwono, M. Biomed mengatakan memang benar Ventilator ini bisa menjadi penyebab kematian pasien Covid-19.

Awalnya Prof Yuwono ini menyebutkan Covid-19 atau virus Corona ini lemah tapi begitu cerdas.

"Lemah tapi cerdas, lemah itu artinya tidak mematikan tapi nyebar kemana-mana bikin teror," kata Prof Yuwono seperti dikutip dalam channel Kompas TV Palembang.

Lebih lanjut Prof Yuwono mengungkap case yang ada di dunia, bahwa alat ventilator ketika dievalusi ternyata tidak perlu dikasih ke pasien virus corona bila tak terlalu butuh.

"Ini buktinyaa, Covid-19 Kalau menyebabkan sesak nafas itu ternyata makin mati kalau dikasih ventilator, itulah mengapa ventilator dievaluasi Amerika Serikan, sekarang hampir seluruh dunia menyatakan gak perlu dikasih ventilator kecuali sangat-sangat diperlukan," ujar Prof Yuwono.

Prof Yuwono pun kembali menjelaskan omongannya soal penggunakan Ventilator.

"Kenapa, karena Ventilator itu memasukan alat kedalam saluran paru-paru, artinya kalau ada lendir berarti dia gak bisa keluar, tambah terdesak kedalam," katanya.

Prof Yuwono pun menjelaskan secara detail agar tak gagal paham tentan ventilator ini.

"Mohon maaf nih, telinga kita misal, kenapa kalau cotton bud itu sebenarnya tidak boleh, karena dia sifatnya bukan mengeluarkan tapi mendorong kedalam, jadi nyumbat, itulah kematian,

kenapa? karena Covid-19 ternyata kemungkinan ialah memperbanyak jumlah lendir atau dahak didalam saluaran itu, jadi pengobatannya dapat disimpulkan boleh dimasukan alat yang namanya bronkoskopi, selang yang di masukan ke paru-paru yang fungsinya untuk menyedot lendir tadi, supaya pasien lega dan itu terbukti banyak menolong," ujar Prof Yuwono.

Prof Yuwono pun menegaskan kalau Covid-19 tak ada dampak yang signifikan yang ditimbulkan oleh virus ini.

"Setelah itu dilihat diautopsi, itu banyak orang salah baca, ternyata gak ada apapun dampak yang signifikan dari Covid-19 di dalam organ tubuh ini," katanya.

"Contoh penyakit maralia bisa merusak hati, karena maralia itu protojoa nya itu masuk hati dan berkembang biak, jadi sel hati bisa pecah," ujarnya.

"Nah sementara Covid-19 ini gak ada kecuali bukti sumbatan tadi, jadi kalau pakai bahasa muda saya ringkaskan kalau bisa sembuh dari situ ya gak ada bekas," kata Prof Yuwono.

Baca juga: Prof Yuwono Sebut Ventilator bisa Jadi Penyebab Kematian Pasien Covid-19 Virus Lemah Tapi Cerdas

Baca juga: Demi Kontrak Messi, Barcelona Tega Kembalikan Antoine Griezmann: Tukar Dengan Buruan Liverpool

Barapa lama pasien Virus Corona butuh ventilator?

Dilansir dari Kompas.com, Dokter umumnya segera memasang alat ventilator begitu pasien mengalami gagal napas.

Pada kasus Covid-19 yang kondisinya sudah parah atau mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, pasien membutuhkan ventilator untuk memberikan volume oksigen yang kecil namun kadarnya lebih tinggi.

Pada kondisi parah, pasien bisa menggunakan ventilator selama berminggu-minggu.

Kemudian, untuk menghindari risiko komplikasi dari iritasi akibat pemasangan selang ventilator masuk ke tenggorokan, dokter memasang selang ventilator melalui lubang buatan yang dibuat di bagian depan leher pasien Covid-19.

Di tengah keterbatasan ventilator dan melonjaknya kasus positif Covid-19, dibutuhkan tindakan preventif untuk mencari solusi konkret mencegah membeludaknya pasien ke tempat perawatan kritis.

Masyarakat bisa berkontribusi menyelamatkan jiwa orang lain dengan turut mencegah penularan virus corona.

Caranya dengan disiplin tinggal di rumah, menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal satu meter dengan sekitarnya, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat sakit.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved