Berita Ogan Ilir
Cerita Pengrajin Kain Tenun Gebeng di Limbang Jaya Ogan Ilir, Sejak 1981 Hingga Hadapi Merk Ternama
Sebelum merek ternama bermunculan di pasaran, kain gebeng menjadi primadona di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Melayu dan Sumatera Selatan.
Selembar kain gebeng dihargai di kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu untuk bahan yang menggunakan pewarna alam.
Kain gebeng hasil kreasi Zainabun ini dipasarkan ke Palembang, Jambi, Lampung, Bengkulu dan daerah lainnya di Sumatera.
Beberapa waktu lalu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Ogan Ilir, Siti Khadijah Mikhailia Khairunisa Alamsjah mengunjungi sentra kerajinan kain tenun gebeng di Limbang Jaya.
Tikha, nama panggilannya, mengaku senang dapat bertemu langsung dengan para pengrajin lokal yang sangat giat mengembangkan kerajinan peninggalan para leluhur yang telah dijalankan secara turun-temurun sehingga saat ini semakin berkembang dan inovatif.
"Saya sangat bangga dan mengapresiasi karya-karya para pengrajin lokal. Semoga dengan adanya karya lokal yang berkualitas, dapat memajukan dan semakin mengenalkan serta melestarikan kearifan lokal," tutur Tikha.
Pada kesempatan tersebut, selain memberi dukungan pada pengrajin lokal tradisional, Tikha juga membeli kain gebeng motif pucuk rebung.
"Adanya kerajinan lokal yang juga bagian dari UMKM ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan meningkatkan kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Ogan Ilir tercinta," ucapnya.