Virus Corona

Jakarta Dikepung 4 Varian Covid-19, Banyak Pasien Muda & Non Komorbit Meninggal, Dokter : Ngeri

Benny menceritakan, tiga hari lalu, ia memeriksa sejumlah pasien yang meninggal dan menentukan penyebab kematiannya.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/ANTON
Ilustrasi varian Delta dari virus corona, penyebab tsunami Covid-19 di India. 

SRIPOKU.COM - Varian baru Covid-19, banyak menyebabkan pasien usia muda dan tanpa komirbid, meninggal dunia.

Kondisi ini sempat membuat kaget dokter yang ada di ibukota.

Sebab diusia produktif dan tanpa ada penyakit bawaan, bisa meninggal dunia karena disebabkan gempuran Covid-19 varian baru.

Jakarta sendiri digempur empat varian baru Covid-19. Diantaranya, varian Alpha dari Inggris, Beta dari Afrika Selatan, serta Delta dan Kappa dari India.

Penanggung jawab Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng di Jakarta Barat, dr Benny Octavianus, dalam wawancara bersama TV One pada Jumat (3/7/2021).

Benny menceritakan, tiga hari lalu, ia memeriksa sejumlah pasien yang meninggal dan menentukan penyebab kematiannya.

Menurut dia, ada tiga pasien yang masih berusia produktif meninggal karena terpapar virus corona.

Yang membuatnya kaget, ketiga pasien tersebut ternyata tidak memiliki penyakit penyerta (non komorbid).

Jika varian virus corona yang ada sebelumnya menimbulkan gejala berat pada pasien berusia lanjut dan pasien komorbid, maka virus corona varian baru menyerang semua usia dan menimbulkan gejala yang lebih berat.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Virus yang mendominasi saat ini adalah varian Delta, yang diyakini berkontribusi pada gelombang kedua Covid-19 di India yang lebih mematikan.

"Saya kaget (pasien yang meninggal berusia) 23 tahun, 34 tahun dan 35 tahun. Saya langsung sedih banget. Wah berarti varian baru ini ngeri ya, orang-orang umur segitu saja bisa meninggal," ujar Benny.

Harapan tim medis Benny berharap, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung 3-20 Juli 2021 ini dapat secara signifikan menekan penularan Covid-19 di masyarakat.

Kasus aktif di Jakarta saat ini mencapai angka 78.000 kasus, tertinggi dari yang pernah ada. Ini membuat berbagai fasilitas kesehatan lumpuh dan tidak mampu lagi menerima pasien.

"Kita harus lebih serius menekan penularan Covid-19. Saya harapkan dengan PPKM darurat, kasus bisa turun. (Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate/BOR) bisa kurang dari 50 persen, bahkan kurang dari 20 persen di bulan Agustus," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved