Ngelunjak, 2 Pria Diduga Preman Memalak di Samping Kantor Polisi, Mengaku Dibekingi Petugas Dishub

Sebab Dico mengatakan, siapa pun baik dari pemerintahan atau pun non pemerintahan jika melanggar harus ditindak tegas.

Editor: Hendra Kusuma
KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN
Dua tukang parkir yang ditangkap polisi mengaku setor ke Petugas Dishub dalam preskon, Kamis (1/6/2021) kemarin. 

Diakui KH, mereka berani memungut tarif sebesar itu karena ada kerja sama dengan petugas Dishub sejak beberapa tahun terakhir.

Ia mengakui menyetor Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta tiap bulannya.

Namun semua itu tergantung dari hasil perhari.

Ia mengaku ada hari-hari terntentu hasilnya menjadi juru parkir cukup besar.

Tetapi ada beberapa hari sepi, karena tergantung para pembeli, pedagang yang pakir atau sekadar mampir.

"Penghasilan saya sebagai juru parkir tergantung pedagang dan pembeli, jadi tidak menentu, karena kadang pedagang tidak jualan," jelasnya.

Bupati Kendal Marah

Sementara itu secara terpisah Bupati Kendal Dico M Ganinduto marah dan meminta pihak kepolisian bertindak tegas.

Ia pun mengatakan sudah koordinasi dengan Kapolres dan tidak melindung siapapun termasuk oknum pegawai Dishub yang terlibat dalam aksi premanisme tersebut.

"Nanti kita akan telusuri oknum pegawai yang dimaksud oleh juru parkir," ujar Dico.

Sebab Dico mengatakan, siapa pun baik dari pemerintahan atau pun non pemerintahan jika melanggar harus ditindak tegas.

"Kami tidak akan membela siapapun yang bersalah termasuk oknum dari pemerintahan sekalipun yang terlibat dalam kasus ini," jelasnya.

Kadishub: Itu Tanggung Jawab Mereka

Sementara itu, Kadishub Suharjo mengatakan, memang benar ada setoran dari juru parkir di areal yang dimaksudnya.

Namun dia mengatakan, setoran itu sudah sesuai prosedur karena para juru parkir itu memakan lahan negara atau milik pemerintah.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved