Anak Yatim jadi Sasaran Kim Jong Un, Diperlakukan Kejam, Dipaksa Bekerja dengan Jam tak Manusiawi
Sudah banyak orang yang tahu bahwa Korea Utara dipimpin oleh seorang diktator, Kim Jong Un itu.
Tentu saja Korea Utara membantah laporan tersebut.
Di mana menurut klaim dari kantor berita negara Korea Utara KCNA, lulusan sekolah yatim piatu telah secara sukarela bekerja di bidang yang sulit.
Seperti lokasi konstruksi dan tambang batu bara.
“Lusinan anak yatim piatu bergegas ke Kompleks Penambangan Batubara Area Chonnae untuk memenuhi sumpah mereka untuk membalas budi."
"Bahkan mereka melakukannya sebagai bukti cinta mereka kepada partai komunis yang berkuasa selama bertahun-tahun dengan mendidik mereka."
Lanjut klaim KCNA, para remaja itu secara sukarela bekerja di tempat-tempat kerja besar untuk pembangunan sosialis atas keinginan mereka sendiri.
Di mana mereka memiliki tujuan untuk memuliakan masa muda mereka dalam perjuangan untuk kemakmuran negara.
Di masa muda, anak-anak itu memiliki kebijaksanaan, keberanian, dan antusiasme yang tinggi untuk menjadi sukarelawan.
Dengan tujuan untuk melayani.
Termasuk di lokasi termasuk Tambang Batu Bara Pemuda Ryongdae di Sunchon, Perkebunan Yoldusamchon di Kabupaten Sukchon dan Perkebunan Koperasi Ryongrim di Mundok County, klaim media pemerintah.
Ketika media milik pemerintah menyampaikan siaran resmi tentang orang-orang muda yang mempertaruhkan hidup mereka, maka pemerintah Pyongyang menghindar.
Pemerintah ibu kota Korea Utara tidak mau mengkonfirmasi laporan tentang anak-anak yang sangat muda dipaksa melakukan pekerjaan berbahaya.
Sebelumnya, Utara Kim Jong Un mengakui dalam sebuah surat kepada para pemimpin serikat pekerja bahwa negara itu telah menghadapi kesulitan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi kekuatan dan prestise nasional Korea Utara telah ditingkatkan oleh kesetiaan dan perjuangan heroik para pekerja.
Pada tahun 2017, Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa mereka sangat prihatin tentang anak-anak Korea Utara yang diminta untuk menjadi sukarelawan dalam waktu yang lama.
Di mana mereka bisa seharian diminta untuk bekerja di pertanian dan di tambang.
Tentu saja menurut PBB itu melanggar hak-hak anak yang seharusnya digunakan untuk pendidikan, kesehatan, istirahat dan waktu luang.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kejamnya Kim Jon Un, Anak Yatim Korut Bukannya Dirawat Malah Diperlakukan Sekejam Ini