Tiap Hari Makan Mie Instan, Selama 3 Tahun saat Kuliah, Gadis Ini Bolak-balik Cuci Darah di RS
"Akibat makan mie instan, gadis ini harus berobat sudah tujuh tahun," tulisnya pada postingan, dikutip Sripoku.com dari Serambinews.com.
SRIPOKU.COM - Selama tiga tahun kuliah, seorang gadis mengaku tiap hari makan mie instan, dampaknya kini baru ia rasakan, akibat perbuatannya.
Saat ini gadis berusia 25 tahun sudah 7 tahun bolak-balik ke rumah sakit, untuk mencuci darahnya.
Sebab dampak dari dirinya doyan makan mie tersebut, ia mengidap penyakit ginjal dan asam urat.
Kabar ini diunggah oleh pengguna TikTok khadijah_azhari atau bernama Khadijah Azhari, Rabu (19/5/2021).
"Akibat makan mie instan, gadis ini harus berobat sudah tujuh tahun," tulisnya pada postingan, dikutip Sripoku.com dari Serambinews.com.
Wanita di video terdengar melakukan percakapan dengan perempuan yang mengalami sakit akibat makan mie tersebut.
Wanita berusia 25 tahun mengaku sudah 7 tahun melakukan pengobatan , karena sakit akibat sering makan mie instan.
Setiap hari makan mie instan, selama tiga tahun saat kuliah, setiap hari makan mie instan, harus cuci darah sebanyak tiga kali dalam seminggu," jelas perempuan pengidap gagal ginjal pada video.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Bahanya Makan Mie
Dikutip dari Kompas.com, mie instan mengandung banyak karbohidrat tepung. Selain itu, juga mengandung garam sodium yang tinggi.
Hal itu membuat dampak kurang bagus bagi kesehatan. Misalnya, berat badan meningkat, hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.
Dampak buruk lainnya juga diungkap oleh Dr Hyun Joon Shin di Amerika.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dalam dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.