Mencekam, Hewan Liar Bermunculan di Sungai Gangga India Santap Puluhan Belulang Jenazah, Bikin Takut
Kondisi ini membuat takut warga sekitar karena banyaknya anjing liar di kawasan tersebut, terutama tempat di mana tumpukan jenazah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Fakta India masih Mencekam, terutama di sepanjang kawasan Sungai Gangga di kawasan pinggiran kota, sebab Hewan Liar Bermunculan di Sungai Gangga India Santap Puluhan Belulang Jenazah.
Kondisi ini membuat takut warga sekitar karena banyaknya anjing liar di kawasan tersebut, terutama tempat di mana tumpukan jenazah korban Covid-19 berada.
Penduduk dihadapkan dengan pemandangan mengerikan dengan bergemlimpangan ratusan mayat di pinggiran Sungai Gangga, hingga ada yang hanyut dan mengapung.
Teror kengerian itu dilengkapi dengan munculnya anjing - anjing liar yang dengan lahap menyantap tulang belulang jenazah korban Covid-19 yang sengaja dibuang keluarganya karena tak mampu membayar biaya kremasi.
Ada sebab mengapa penduduk India memilih membuang jenazah keluarganya di pinggiran Sungai Gangga bahkan ada yang menghanyutkannya.
Sebabnya tak lain, Sekali Kremasi Rp 10 Juta, 40 Mayat Perhari Dibuang ke Singa Gangga tanpa kremasi. Hal ini membuat pinggiran Sungai Gangga mencekam.
Faktor Sungai Gangga dianggap sebagai sungai yang mampu mensucikan, juga menjadi dorongan lain bagi warga India untuk meninggalkan jenazah keluarganya yang terkena Covid-19 ke areal Sungai.
Berikut ini beberapa fakta dan kesaksian penduduk di India, terutama di kawasan Sungai Gangga yang berhasil dihimpun dan menjadi catatan Sripoku.com, melansir beberapa situs terkemuka di India dan Asia Selatan.
1. Fakta Mahalnya biaya kremasi Capai Rp 10 Juta Satu Keluarga
Nah, Fakta yang terjadi memang mengejutkan meski sudah diketahui sebelumnya.
Tidak semua warga di India memiliki kemampuan untuk membayar kremasi keluarganya yang meninggal.
Apalagi mereka harus kehilangan dua hingga tiga keluarganya dalam satu hari karena korban Covid-19.
Akibatnya mereka bisa mengeluarkan uang untuk kremasi Rp 5 juta hingga Rp 10 juta perhari.
Bahkan harga kayu untuk kremasi pun menjadi mahal. Untuk mebayar harga kayu saja jika dulu mereka hanya mengeluarkan uang Rs 3.000 hingga 4.000 atau sekitar Rp 800 ribu.
Tetapi kini menjadi sekarang dijual seharga Rs 11.000 (2,2 Juta atau lebih," kata Singh kepada TOI pada Minggu (19/5/2021).