Israel Bombardir Gaza
ISRAEL Panggil 3.000 Tentara Cadangan, Perang Besar di Depan Mata: Hamas Tak Gentar
Hamas, mengancam akan terus melanjutkan serangan roket dengan mengatakan menghantam kota seperti Tel Aviv lebih mudah dibandingkan minum air putih
Selama sebulan terakhir, pengunjuk rasa Palestina berhadapan dengan polisi Israel di bagian kota Yerusalem yang mayoritas penduduknya keturunan Arab.
Bagaimana kondisi terkini?
Rekaman video memperlihatkan roket melesat di langit Tel Aviv malam kemarin. Beberapa saat kemudian, roket itu meledak karena dihantam rudal pencegat milik Israel.
Salah satu korban roket itu, klaim pejabat Israel, adalah seorang perempuan berusia 50 tahun di kawasan Rishon LeZion, dekat Tel Aviv.
Di kawasan pinggiran Tel Aviv, Holon, sebuah roket menghantam bus kosong, menurut juru bicara kepolisian Israel, Mickey Rosenfeld, kepada kantor berita AFP.
Di Tel Aviv, sekelompok pejalan kaki berlindung dan warga lokal lainnya keluar dari restoran untuk tiarap di trotoar saat sirene dibunyikan.
Bandara di Tel Aviv, Ben Gurion, sempat berhenti beroperasi akibat serangan roket Hamas. Dampak lainnya, jaringan pipa energi antara kota Eilat dan Ashkelon rusak.
Roket tersebut diluncurkan setelah penghancuran Menara Hanadi di Gaza, yang merupakan kantor yang digunakan oleh pimpinan politik Hamas.
Beberapa jam setelah runtuh, masih belum ada laporan korban jiwa.
Rentetan roket ditembakkan Hamas ke kota Ashkelon di selatan Israel, Selasa (12/05) pagi.
Di sisi lain, sebuah gedung bertingkat di Gaza dihancurkan militer Israel. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut serangan Israel itu "baru permulaan".
"Organisasi teror sudah terpukul keras dan akan terus terpukul karena keputusan mereka untuk menyerang Israel," kata Gantz.
"Kami mengembalikan kedamaian dan ketenangan untuk jangka panjang," ucapnya.
Pimimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyatakan siap jika Israel terus-menerus menyerang.
"Apabila Israel ingin meningkatkan eskalasi, kami siap dan jika mereka ingin menghentikannya, kami juga siap," kata Haniyeh dalam pidato yang disiarkan televisi.