Ramadan 2021
Apakah Berbohong Demi Kebaikan Membatalkan Puasa dan Pahala Kebaikan Sia-sia? Begini Kata Buya Yahya
Begitu pentingnya kejujuran sehingga sifat ini termasuk sebagai ciri-ciri orang yang bertakwa. lantas bagaimana dengan berbohong demi kebaikan?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Dalam hal ini Buya Yahya menjelaskan di dalam kitab ryadhus shalihin ada perincian mengenai berbohong d antaranya ada bohong yang diperkenankan.
"Bohong adalah kita bicara yang tidak sesuai.
Sesuatu yang tidak sesuai ini ada yang ternyata ada maslahatnya, tidak semua bohong itu haram, bohong untuk mendamaikan dua berselisih," terang Buya Yahya.
Sehingga Buya Yahya pun menegaskan bisa dilikat terlebih dahulu konteks berbohong itu seperti apa.
"Kalo bohong ada maslahatnya, dilihat yang ngukur maslahat tuh siapa dan apakah itu benar bohong, jadi begini kalo ditanya ibundanya sehat nak?
Alhamdulillah sehat, apakah ini serta-merta bohong?
Yang sehat kan banyak, misalnya yang sakit cuma batuk, matanya kan sehat.
Bisa saja seperti itu nggak bohong itu, jadi bukan bohong, jangan polos-polos amat, anda tidak berterus terang bukan selalu bohong, untuk kemuliaan apalagi untuk menjaga orangtua," tambahnya.
Sehingga yang dimaksud dengan bohong ini adalah bohong yang merugikan.
Merugikan orang lain dan merugikan dirinya.
Merugikan orang dalam hal jual beli dan seterusnya, merugikan diri sendiri adalah aib urusan dosa kepada Allah, dia bongkar, dia jujur malah bahaya.
"Berbohong untuk kemaslahatan seperti dicontohkan dalam syariat kalau ada dua orang berselisih contohnya ada, kita berbohong untuk mempertemukan dua orang yang lagi berselisih," terang Buya Yahya.
"Ya Ahmad, Ali titip salam buat ente, ndak tau dia lama nggak ketemu ente, katanya ente di mana.
Aduh ni Ali kenapa mau titip sala,.
Ketemu sama Alinya, Li, Ahmad nitip salam sama ente.