Kuliner
Pempek Itam, Campuran Kulit Ikan Tenggiri dan Ikan Kakap Super, Ini Bahan Dasar dan Cara Membuatnya
Pempek kulit dimodifikasi ke berbagai macam pempek lainnya seperti pempek lenjer, pempek telur dan pempek keriting.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pempek, salah satu makanan khas Palembang yang sangat populer, memiliki banyak varian.
Salah satunya, pempek kulit.
Di tangan Rina Afriani, pemilik usaha rumahan Pempek Hana, pempek kulit tak cuma berbentuk bulat pipih dan tampak bertekstur kasar, melainkan lebih menarik dan lebih halus dari tampilan luar.
Baca juga: Sejarah Pempek Kapal Selam yang Jadi Makanan Khas Palembang, Berukuran Unik Tenggelam saat Dibuat
Pempek kulit buatannya dimodifikasi ke berbagai macam pempek lainnya seperti pempek lenjer, pempek telur dan pempek keriting.
Rina menyebut pempek kulit kreasinya dengan pempek itam.
Pemberian nama ini karena pempek kulit ini berwarna abu-abu dengan bintik hitam yang dihasilkan dari kulit ikan tenggiri.
Dia menjelaskan, bahan pembuatan pempek kulit kreasinya pun serupa seperti pempek kulit pada umumnya.
Hanya saja, untuk mendapatkan hasil pempek kulit yang tidak biasa dia menambahkan ikan lain.
Baca juga: Ini 5 Tempat untuk Makan Pempek Khas Palembang, Dijamin Enak dan Lezat, Cocok Buat Oleh-oleh
Adapun rincian bahan pempek tersebut yakni 500 kulit ikan tenggiri, 500 kakap super, 40 gram garam halus, 20 gram penyedap rasa dan 500 ml air.
"Kalau pakai bahan kulit ikan tenggiri bentuknya kurang cantik. Jadi, saya coba campur dengan daging giling ikan kakap bentuknya jadi lebih cantik mulus," ujar Rina, Senin (26/4/2021).
Dari segi mengadon dan memasak pempek kulit ini pun serupa dengan pempek biasanya.

Tak ada yang lain. Penyajiannya pun cukup dengan tambahan cuka pedas yang diberi irisan mentimun.
Menurut Rina, pempek kulit kreasinya diminati konsumen.
Bahkan, sejak diproduksi pada tahun 2018 lalu, dia telah menerima banyak pesanan dari pelanggan di dalam kota Palembang, Lampung, Riau, Jabodetabek dan Bandung.
"Saya tidak memproduksi setiap hari. Membuat pempek saat ada pesanan saja, made by order, karena sembari mengurus anak di rumah," ujarnya.
Meski hanya menerima pembelian lewat sistem pesanan, namun omzet yang didapat Rina terbilang cukup lumayan.
Bagaimana tidak? Paling sedikit konsumen yang memesan pempek kulit yakni 200 buah. Setiap satu buah pempek dibanderol dengan harga Rp2.500.

Saat ini, ibu dua anak ini tengah menyiapkan proses untuk penjualan lebih besar atau tidak hanya melayani pesanan secara daring saja.
Bagi Rina, membuat kreasi pempek ini awalnya hanya untuk memberikan pilihan rasa dan bentuk pempek yang menjadi makanan favorit sang suami.
Rupanya suaminya menyukai hasil resep percobaannya dan membagikannya kepada rekan kerja di kantornya.
"Teman-teman kantor suami bilang enak. Akhirnya dari sanalah saya mulai produksi untuk pesanan sampai hari ini," ujar Rina.