Kecanggihan Poseidon Milik AS Pernah Ditolak Masuk Indonesia 2020 Lalu, Siap Temukan KRI Nanggala

Seperti diketahui, P-8 Poseidon adalah produksi dari Boeing yang dirancang untuk misi penyelamatan dan mata-mata super canggih

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
P8 Poseidon AS akan mendarat di Laut Bali Jumat 23 April 2021 malam ini, Kecanggihan Poseidon Milik AS Pernah Ditolak Masuk Indonesia 2020 Lalu, Siap Temukan KRI Nanggala 

Dua Varian

Sebenarnya, P-8 memiliki varian yakni P-8I yang diterbangkan angkatan laut India dan P-8A yang diterbangkan oleh angkatan laut AS dan angkatan udara Australia memang memiliki kecanggihan berbeda, tetapi nyaris serupa.

Apalagi, Pesawat patroli ini terjual ke setidaknya tujuh negara. Yakni, selain As, India dan Australia, negara lain yang telah membeli pesawat P-8 ini adalah Korea Selatan, Selandia Baru, Nowegia dan Inggris.

Selain itu, P-8 Poseidon adalah pesawat yang awalnya diproduksi khusus untuk US Navy oleh Boeing Defense, Space, and Security. Memang khusus untuk keadaraan daruat, perang dan misi penyelamatan.

Maka itu, P-8 Poseidon bisa dikatakan mampu membawa muatan lebih banyak, terbang di ketinggian lebih tinggi, serta menjangkau area lebih luas, dengan kekuatan dan keunggulannya.

Selain itu, beberapa perangkat canggih yang dimiliki pesawat sepanjang 39,47 meter ini adalah High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile. Lalu, P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam.

Sensor Akustik Multi Statis dan Pasif

Lalu bagaimana P-8 beroperasi dalam perang anti-kapal selam (anti-submarine warfare/ASW), perang anti-permukaan (anti-surface warfare/ASUW), dan berperan sebagai larangan pengiriman.

Disebutkan dalam Military.com bahwa, Pesawat ini dipersenjatai dengan torpedo, rudal anti-kapal Harpoon, kemudian senjata lainnya, dapat menjatuhkan dan memantau sonobuoy.

Kemudian serta dapat beroperasi bersama dengan aset lain, termasuk Northrop Grumman MQ-4C Triton pengawas maritim kendaraan udara tak berawak (UAV), sehingga Poseidon bisa dengan mudah melakukan pelacakan.

Poseidon yang kerap disebut sebagai jet tempur P-8 Poseidon versi militer dari pesawat komersial Boeing 737 ini, sebagai pengganti armada P-3 Orion Angkatan Laut AS, yang sudah dipensiunkan, sebagai pesawat perang anti-kapal selam garis depan. Dalam artian generasi tercanggih yang dimiliki AS.

Untuk diketahui pula, jika P-8A ini, memiliki sistem sensor akustik multi-statis dan pasif aktif, kemudian radar apertur sintetik terbalik, lalu sistem pengukuran dukungan elektronik baru, dilengkap ula dengna sensor elektro-optik atau inframerah baru, dan detektor anomali magnetik digital.

Kecanggihan inilah yang diharapkan bisa menentukan titik ordinat di mana sebenarnya KRI Nanggala 402 hilang kontak alias black out.

Untuk diketahui, P-8 ini, bisa membawa 9 awak di kabinnya, P-8 Poseidon mampu menjalankan misi selama 6 jam, yakni untuk rentang wilayah 1.100 kilometer dan 4 jam untuk rentang wilayah 2.000 kilometer.

Jika sebelum dikabarkan jika KRI Nanggala-402 terjebak di sebuah cerukan 40 Meter Utara Laut Bali, maka diprediksi P-8 Poseidon bisa menemukannya tepat waktu.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved