Awalnya Pengajian Biasa
AWALNYA pengajian biasa. Tapi, karena banyaknya santri kalong yang mengaji, akhirnya berdirilah ponpes yang secara khusus mengkaji kitab suci Al-Quran
SRIPOKU.COM, 0KI - Awalnya pengajian biasa. Namun, karena banyaknya santri kalong yang mengaji, akhirnya berdirilah ponpes yang secara khusus mengkaji kitab suci Al-Quranulkarim.
Kepada wartawan Sriwijaya Post Aminuddin, KH. M. Daud Denin, BA selaku Pendiri dan Pengasuh Ponpes Darul Muttaqien ini mence ritakan sedikit kisah di balik berdirinya ponpes yang berlokasi di Desa Muara Baru, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI, Sumsel ini.
Berikut petikan wawancaranya ..

Q : Bisa diceritakan. Pak Kiyai atar belakang berdirinya Ponpes Darul Muttaqien ini?
A : Karena ingin membantu generasi muda menjadi giat dan cinta terhadap Al-Quran
Q : Juga sejarah berdirinya ponpes?
A : Ponpes Darul Muttaqien awalnya adalah pengajian biasa yg dihadiri oleh masyarakat setempat. Kemudian seiring dengan waktu, banyak nya santri kalong yang mengaji, mendorong untuk didirikan sebuah pondok pesantren yang fokus terhadap kajian Al-Quran.
Q : Pasti ada masa-masa pahit di balik berdirinya Ponpes Darul Muttaqien. Boleh kita tahu Pak Kiyai?
A : Awal-awak berdiri tidak ada dana untuk mendirikan asrama. Sulitnya ekonomi pesantren. Tetapi pada akhirnya Allah SWT memberikan kesabaran dan ketekunan sehingga di tahun 2021 ini banyak gedung ponpes yang sudah bertingkat.
Q : Ada pengalaman yang berkesan saat itu?
A : Kedua orang tua mewakafkan tanahnya untuk kepentingan pondok pesantren.
Q : Bagaimana dengan finansial kita Pak Kiyai?
A : Masih terdapat perhatian serius dalam finansial, terutama untuk kesejahteraan tenaga pendidik dan untuk pengembangan ekonomi pesantren
Q : Ada kendala?
A : Dibutuhkan laboratorium-laboratorium terpadu sehingga diharapkan alumni pe santren mampu berdaya saing di pasar industri selain juga matang secara karakter.
Q : Sekarang kan ponpes kita sudah maju. Apa harapan dan keinginan Pak Kiyai yang belum terealisasikan?
A : Menyediakan laboratorium-laboratorium terpadu dan pusat kajian tafsir Al-Quran.
Q : Termasuk terobosan-terobosan baru yang menjadikan ponpes kita ini semakin mumpuni ke depannya?
A : Ponpes harus mencetak santri yang sesuai dengan tantangan dan kebutuhan zaman. Selain faham keagamaan, santri juga diharapkan mampu berdaya saing di dunia industri.
Q : Terakhir, apa kunci dan kiat sukses Pak Kiyai dalam membangun dan mengembangkan ponpes?
A : Sabar, tawakkal dan yabg paling penting adalah ketika kita ingin mendirikan pesantren semata-mata hanya karena ingin melayani umat utamanya dalam bidang ilmu keislaman.
Biofile :
Nama : KH. M. Daud Denin, BA
TTL : Muara Baru, 06 Juni 1952
Anak : 4
Istri : Siti Aminah
Pendidikan : Sarjana Muda Universitas Hasyim Asy'ari Jombang
Pekerjaan : Ustadz/Pimpinan Pondok
Penghargaan : Keluarga Sakinah dari Kementerian Agama
Alamat : Desa Muara Baru Kecamatan Kayuagung, OKI, Sumsel
No telp : 08127102872

Wawasan Keislaman
PONDOK Pesantren Darul Muttaqien Muara Baru berdiri pada tahun 1993 yang pada saat itu santrinya masih berjumlah 3 orang sementara pada tahun 2020 ini sudah mencapai 300 santri.
Sebagian besar alumni Pondok Pesantren Darul Muttaqien melanjutkan kuliah di UIN Raden Fatah Palembang, UNSRI, UMP UIN Yogyakarta dan sebagainya.
Sampai saat ini alumni Pondok Pesantren Darul Muttaqien sebagian sudah menjadi dosen PNS di UIN Raden Fatah Palembang dan beberapa perguruan tinggi di Sumsel.
Visi ponpes : pencetak kader bangsa yg berlandaskan wawasan dan pengetahuan keislaman
Misi :
1 . Membentuk pribadi muslim yang sederhana dengan dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi dan berjiwa Qurani.
2. Mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.
Semenjak tahun 2015, Pondok Pesantren Darul Muttaqien menggratiskan (memberikan beasiswa) santri dari kalangan yatim piatu.
Keahlian khusus Ponpes Darul Muttaqien pada cara santri dan alumni mensyiarkan ajaran Islam melalui dakwah bil hikmah dan mauizhoh Hasanah.
Beberapa santri Darul Muttaqien berhasil menjuarai ceramah tingkat kabupaten OKI dan tingkat pelajar se-kabupaten OKI.
Selain itu, ponpes darul Muttaqien juga fokus kepada Tahfidzul Qur'an. Rata-rata santri yang fokus berhasil menghafal lima sampai dengan 10 juz per tahun.
Peternakan lele diinisiasi atas kebutuhan pasar yang kurang mencukupi serta ingin menghidupkan nilai nilai enterpreneur santri.
Sehingga selain melakukan aktivitas rutinitas kepondokan, santri juga mengisi kegiatan dengan budi daya ikan lele, komputer jahit serta mempelajari pembuatan film yang menarik bagi masyarakat.
Peternakan yang akan dibangun sementara oleh Ponpes Darul Muttaqien ke depan adalah budi daya ikan nila dan ikan gurame.
Agenda ke depan adalah berusaha menolong orang-orang yatim agar mereka memiliki peluang untuk menjadi santri dan hafidz Al-Quran.
Selain itu akan dikembangkan santri yang kreatif dan menguasai multimedia yang rencananya akan dikerjasamakan dengan kementerian tenaga kerja RI.
Guru-guru Pondok Pesantren Darul Muttaqien mayoritas adalah alumni pondok pesantren Darul Muttaqien yang lulus dari UIN Raden Fatah Palembang, UNSRI, Uniski dan pondok pesantren tahfizul Qur'an Miftahul falah Semarang. (aminuddin)