Perawat RS Siloam Dipukul

Saya Justru Berpikir Dia yang Psikopat, PPNI Jawab Tudingan Istri Pelaku Pemukulan Perawat RS Siloam

Melisa, istri JT pelaku penganiayaan Perawat RS Siloam Sriwijaya awalnya meminta maaf atas perlakuan suaminya tersebut.

Editor: Yandi Triansyah
Tangkapan Layar Video
Seorang perawat di RS Siloam Palembang diduga dipukul keluarga pasien, kini korban sudah resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Palembang, Jumat (16/4/2021) 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Melisa, istri JT pelaku penganiayaan Perawat RS Siloam Sriwijaya awalnya meminta maaf atas perlakuan suaminya tersebut.

Namun, melalui media sosialnya Melisa juga ingin mengklarifikasi kejadian sebenarnya saat sebelum kasus tersebut viral.

Dia mengklarifikasi bahwa perawat tersebut tidak profesional dalam menjalankan tugasnya, selain itu juga mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan.

Hal tersebut mendapatkan berbagai komentar dari warganet, dan berujung dengan hilangnya akun @halomelisa21 tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumsel, Subhan Haikal mengatakan sejak awal kasus terjadi pihaknya sudah memberikan waktu kepada RS Siloam untuk melakukan investigasi.

Komite keperawatan RS melakukan investigasi kepada perawat tersebut, dengan menanyakan langsung apa yang dilakukannya selama merawat anak pelaku.

"Kita sudah sampaikan bahwa korban sudah melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP yang berlaku," ujarnya, Senin (19/4/2021).

Menurutnya, seperti yang diketahui selama ini bahwa RS Siloam bukan rumah sakit swasta biasa, melainkan memiliki SOP ketat untuk memilih karyawannya.

"Sehingga karyawan yang diterima dipastikan memberikan pelayanan yang baik," ujarnya.

Mengenai komentar istri JT, Melisa tersebut, Subhan meyakinkan bahwa perawat CRS sudah bekerja sesuai dengan SOP RS yang berlaku.

Bahkan Melisa yang berkomentar mengatakan bahwa mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan, hal tersebut tidak mungkin.

"Tentang komentarnya jarum patah, membiarkan pendarahan, lalu judes hingga psikopat, tidak mungkin. Saya justru berpikir dia itu yang psikopat, setiap hari komentarnya beda di media sosial," ujarnya.

Kejadian yang sempat membuat viral #saveperawatindonesia ini, tentunya dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Bahkan dia tidak ingin kejadian kekerasan terhadap perawat tersebut terulang kembali.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved