Istri Guru yang Ditembak Mati KKB Sembunyi di Kamar Mandi 5 Jam, Nangis Suami Terkapar: Papa Bangun
Namun, karena situasi saat itu mencekam, dia dan beberapa warga lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di kamar mandi.
SRIPOKU.COM - Oktovianus Rayo, guru yang bertugas di Sekolah Dasar (SD) Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, jadi korban tewas dalam penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Jenazahnya, tiba di rumah duka di Lembang Sa'dan Pebulian, Kecamatan Sa'dan, Senin (12/4/2021).
Keluarga yang sudah beberapa hari menanti pemulangan jenazah korban ke Toraja Utara tak bisa membendung isak tangisnya.
Saat tiba di rumah duka, istri korban, Natalina, yang selamat dari penyergapan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, jatuh pingsan akibat trauma dan larut dalam kesedihan yang dialami.
Natalina, istri almarhum Oktavianus mengatakan, suaminya ditembak oleh KKB hingga tewas.
Namun, karena situasi saat itu mencekam, dia dan beberapa warga lainnya berusaha menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di kamar mandi.
Baca juga: Narkoba Jadi Harta Gono Gini, Pengakuan Hijriah Usai Penggerebekan Kampung Narkoba di Tangga Buntung
Baca juga: Gatot Nurmantyo Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Nusantara, Yakin Dunia Bakal Ikuti Cara Terawan
Baca juga: 2 Tahun Jadi Janda Ahok, Penampilan Veronica Tan Kini Berubah Drastis, Tampil Modis bak Anak Muda
Baca juga: Boleh Tidak Vaksin saat Puasa Ramadan? Hukum Suntik Vaksin Ternyata Begini, Ada yang Batalkan Puasa
“Setelah saya lihat sudah sunyi, sudah tidak ada orang, saya keluar dari kamar tempat saya sembunyi melihat almarhum sudah terkapar di depan, dia sudah lipat kaki dan telentang, kasihan. Saat itu saya masih sempat panggil, Papa Iyan bangun... Papa Iyan bangun tapi saya masih lihat dia punya mata terputar, mungkin dia masih lirik saya atau bagaimana. Saat itu saya bilang Papa Iyan saya pergi sembunyi lari ke belakang dan lompat ke kamar mandi,” kata Natalina, saat dikonfirmasi, Senin (12/4/2021).
Natalina mengatakan, saat ia lompat ke kamar mandi, ia menginjak seng dan berbunyi lalu ia pergi ke rumah tetangganya meminta tolong.
“Di rumah tetangga sekitar 5 menit saya teriak minta tolong, Erni bukakan pintu, kemudian Pak Guru membuka pintu dan saya sampaikan tolong Bapak Iyan di sana sudah kena tembak tolong dilihat dulu karena saat itu belum ada orang lalu lalang,” ucap Natalina.
Natalina mengungkapkan, saat di kamar mandi, ia bersembunyi cukup lama.
Dari kejadian jam 09.00 WIT, sekitar jam 14.00 WIT baru dievakuasi oleh pendeta-pendeta karena semua tempat sudah dikuasai oleh orang bersenjata, termasuk lingkungan sekolah.
“Di kamar mandi tempat kami sembunyi masih sempat ada orang masuk mengobrak-abrik pakai parang, dia tendang kamar mandi tetapi tidak tembus, hanya menendang 2 kali dan kami di dalam hanya diam berdoa sambil SMS teman yang lain,” ujar Natalina.
Lanjut Natalina, saat para pendeta datang untuk menyelamatkan, mereka sudah senang dan berupaya menyelamatkan harta benda namun sejumlah barang berharga miliknya diambil oleh KKB.
“Tak ada barang yang kami selamatkan di rumah, Ponsel milik almarhum dan milik saya diambil, uang diambil, perhiasan diambil, semua diambil, pakaian dan barang-barang lainnya terhambur tapi biarlah saya sudah tidak perduli yang penting kami selamat dan kami pergi dengan berjalan kaki sampai di Koramil,” tutur Natalina.
Setibanya di Koramil, hati Natalina kembali terpukul melihat suaminya yang sudah terbaring dan ditutup dengan kain.