Ramadan 2021
Hukum Tidur Saat Puasa, Bisa Jadi Bernilai Ibadah? Simak Penjelasan Hadits Ini Agar tak Salah Arti!
Pada bulan suci Ramadan kita sering mendengar tidur di saat puasa menjadi salah satu ladang ibadah.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Yandi Triansyah
Jadi hadits ini adalah hadits yang dho’if, begitu pula dengan Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 yang mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).
Baca juga: Apa Hukum Pacaran Saat Puasa Ramadan, Batal Tidak? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Baca juga: Tes Swab dan Vaksin Covid-19 Saat Bulan Puasa, Ini Fatwa Dari MUI?
Dari penjelasan mengenai pahala orang yang tidur saat puasa tersebut sudah jelas jika masuk dalam hadits lemah.
Meski begitu, tidur pada saat puasa memang bisa bernilai ibadah. Tergantung niat orang tersebut.
Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaidah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.
Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,
أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi tidur saat berpuasa juga bisa bernilai pahala apabila diniatkan untuk ibadah.
Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama,
“Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala.
Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280)
Intinya, semuanya adalah tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia.
Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.
Jadi ingatlah “innamal a’malu bin niyaat”, setiap amalan tergantung dari niatnya.