Eksekusi Mati Koruptor

PETUALANGAN Cinta Pejabat Korup Tamat, Demi Uang, Ratusan Wanita Puaskan Nafsunya: Dieksekusi Mati

Bukan hanya mengambil uang rakyat, namun ternyata juga menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, bahkan hingga urusan wanita.

Editor: Wiedarto
kaskus.co.id
ilustrasi hukuman mati di China 

Ayah Xu bergabung dalam perang perlawanan melawan Jepang dan meninggal saat dia berumur 1 tahun.

Karena dia anak seorang pejuang, Xu disubsidi oleh masyarakat di daerah dan negara bagian, termasuk untuk pendidikannya.

Pada tahun 1969, Xu lulus dari universitas dengan jurusan irigasi.
Saat itu, Tiongkok jarang memiliki orang-orang berbakat, sehingga setelah baru lulus dari universitas, Xu ditugaskan ke posisi Wakil Ketua Komite Komune Truong Trang, Diem Thanh, kemudian Sekretaris Komune Trung Hung.
Pada bulan Desember 1975, Xu diterima di partai tersebut dan secara bertahap dipromosikan.

Pada tahun 1991, Kota Yancheng mengalami banjir bersejarah. Xu Qiyao saat itu adalah walikota, pergi ke tempat kejadian untuk mengarahkan pengendalian banjir selama 28 hari dan malam, dan tidak pulang sekalipun.

Dia bekerja sampai kelelahan dan dirawat di rumah sakit.

Xu kemudian dipromosikan oleh media Tiongkok sebagai teladan cemerlang, dengan sepenuh hati bagi negara untuk rakyat.

Namun, di kemudian hari reputasi yang telah dibangunnya itu ia hancurkan dengan korupsi yang dilakukannya.

Bahkan, menurut surat kabar Sohu, pada saat ditangkap, Xu terkenal sebagai orang dengan jumlah kekasih terbanyak di Tiongkok, yaitu 146 orang.

Saat menggeledah rumah Xu, penyelidik menemukan hard drive komputer yang berisi nama dan beberapa foto sensitif dari 146 wanita simpanannya.

Bahkan, ketika masuk rumah sakit, ia masih sempat untuk 'memburu' wanita.

Seorang perawat, bernama Vuong Tu Le, menjadi salah satu 'mangsanya', bahkan putri perawat itu kemudian juga menyusul.

Vuong Tu Le kemudian dipromosikan menjadi kepala perawat rumah sakit. Sementara memanfaatkan perasaan sang pejabat, Vuong Tu Le meminta Xu untuk mengatur pekerjaan untuk putrinya -Liu Lan, 19 tahun.

Liu Lan kemudian diterima bekerja di stasiun televisi kota. Vuong Tu Le sangat bahagia tanpa menyadarinya, ternyata mendorong putrinya sendiri ke dalam "mulut harimau". Gadis malang itu menjadi simpanan Xu, bahkan harus melakukan aborsi dua kali setahun dan tidak berani memberi tahu ibunya.

Selain ibu dan putri itu, Xu juga memiliki hubungan dengan banyak kekasih lainnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pejabat Korup China Dihukum Mati, Uangnya untuk Keperluan 146 Perempuan Simpanan, https://medan.tribunnews.com/2021/04/07/pejabat-korup-china-dihukum-mati-uangnya-untuk-keperluan-146-perempuan-simpanan?page=all.

Editor: Randy P.F Hutagaol

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved