Sambut Ramadhan 2021, Inilah Sejarah dan Asal Usul Sarung
Agar tak kepanjangan, sarung dilipat sampai pinggang, dikencangkan sehingga nyaman dipakai. Saat Ramadhan tiba, sarung menjadi pakaian shalat tarawih
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sarung adalah sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya se hingga berbentuk seperti pipa/tabung.
Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).
Biasanya sarung digunakan untuk shalat dan beraktivitas santai di rumah.
Penggunaan sarung terbilang saat sederhana.
Selembar kain tradisional ini dililitkan di bagian bawah tubuh sebagai pengganti celana.
Panjang aslinya dari ketiak orang dewasa hingga menjuntai ke bawah mata kaki.
Agar tak kepanjangan, sarung dilipat hingga pinggang dan dikencangkan sehingga nyaman dipakai.
Saat Ramadhan tiba, sarung menjadi pakaian yang lazim dikenakan saat shalat tarawih.
Kain ini sudah menjadi ciri khas umat muslim di Nusantara.
Lantas, bagaimana sejarahnya?

Menurut sumber sejarah, sarung berasal dari Yaman.
Di negeri itu sarung biasa disebut futah.
Sarung juga dikenal dengan nama izaar, wazaar atau ma’awis.
Penggunaan sarung telah meluas, tak hanya di Semenanjung Arab, namun juga mencapai Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika dan Eropa.
Sarung pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 14, dibawa oleh para saudagar Arab dan Gujarat.
Indonesia