Konflik Laut China Selatan
PERINTAH JOE Biden, TARIK Ribuan Pasukan dan Peralatan di Timteng, Hadapi China di Laut Selatan
Dilansir dari sputniknews.com pada Jumat (2/4/2021), Presiden Joe Biden telah memerintahkan Pentagon untuk melakukan beberapa hal.
SRIPOKU.COM, AS--Sudah dua bulan lebih Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Selama itu juga, Biden tengah disibukkan dengan berbagai hal.
Sebagian besar waktunya terkuras untuk mengurangi penyebaran virus corona (Covid-19) yang menyerang negaranya. Lalu dia juga menyalurkan jutaan vaksin untuk segera digunakan oleh warganya.
Selain soal pandemi virus corona, Biden juga membatalkan sejumlah kebijakan nyeleneh Donald Trump saat berkuasa. Misalnya membatalkan larangan perjalanan bagi umat Muslim ke AS.
Nah, bagaimana soal militer?
Ketika Biden naik jabatan, ada harapan bahwa AS akan menghentikan segala ketegangannya dengan negara musuh.
Seperti ke China, Rusia, Korea Utara, ataupun Iran.
Namun sepertinya Biden punya pemikiran yang sama dengan Trump.
Dilansir dari sputniknews.com pada Jumat (2/4/2021), Presiden Joe Biden telah memerintahkan Pentagon untuk melakukan beberapa hal.
Mulai dari menghapus sistem anti-rudal Patriot, perangkat keras dan pasukan militer lainnya dari kawasan Teluk Persia dan dapat menyebarkannya ke tempat lain untuk melawan Rusia dan China.
Hal itu dilaporkan Wall Street Journal pada hari Kamis kemarin, mengutip para pejabat.
Pentagon telah memindahkan tiga sistem Patriot keluar dari wilayah tersebut, termasuk satu yang terletak di Pangkalan Udara Pangeran Sultan Arab Saudi.
Mereka juga telah memindahkan kapal induk, sistem pengawasan, dan kemampuan militer lainnya keluar dari Timur Tengah, kata laporan itu.
Perlu Anda tahu, sistem anti-rudal Patriot adalah sebuah sistem peluru kendali/rudal darat-ke-udara. Biasa digunakan Angkatan Udara AS.
Lalu beberapa perangkat keras militer digunakan kembali untuk fokus pada Rusia dan China.
Sebab dua negara yang dianggap Pentagon sebagai pesaing global utamanya.
Pejabat AS juga sedang mempertimbangkan proposal untuk menarik peralatan militer tambahan dari wilayah tersebut.
Termasuk Terminal High Altitude Area Defense, atau sistem anti-rudal THAAD, drone pengintai, dan baterai antimissile.