Deportasi

Gubernur Lukas Enembe Naik Ojek Rp 100 Ribu  Bonceng Tiga, Dideportasi dari Papua Nugini

Gubernur Papua Lukas Enembe yang dideportasi dari Papua Nuginia, ternyata menyeberang perbatasan menggunakan ojek berboncengan tiga orang.

Editor: Sutrisman Dinah
KOMPAS. com/Indra Akuntono
Gubernur Papua Lukas Enembe 

Sebagai pejabat negara, tindakan yang dilakukan Gubernur Lukas Enembe itu dinilai skandal memalukan bagi seorang pemimpin daerah.

Gubernur dinilai menabrak sejumlah aturan di antaranya, Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang perjalanan dinas luar negeri dan Peraturan Mendagri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi ASN, Kepala Daerah dan DPR RI dan Daerah.

Sebagai pemegang paspor dinas, berdasarkan UU Keimigrasian Nomor 6 Tahun 2011, Lukas Enembe juga tidak melengkapi persyaratan kelengkapan dokumen keimigrasian berupa paspor dinas, exit permit dan visa.

Apalagi di tengah berjangkitnya pandemic secara global, Lukas Enembe diduga melanggar protokol kesehatan di dalam negeri namun juga protokol kesehatan di PNG yang korban akibat pandemi ini terua bertambah dari hari ke hari.

Mengaku Salah

Gubernur Lukas Enembe mengakui dirinya bersalah telah melewati jalur ilegal dengan naik ojek ke Papua Nugini.

Ia berkilah, dirinya saat itu hendak pergi berobat. ”Saya naik ojek dari dekat batas sini dengan masyarakat ke PNG pada Rabu (31/3) ke perbatasan di dekat pasar RI-PNG," kata Lukas di PLBN Skouw.

Lukas mengaku salah menyeberang tanpa melapor pos perbatasan ke perbatasan Papua Nugini.

Ia mengatakan, di perbatasan selama dua hari Rabu-Kamis. Diakuinya, selama di Vanimo ia melakukan terapi atas penyakit yang dideritanya.

"Saya mengaku salah, Ilegal. Saya pergi untuk berobat, saya ingin mau sehat, saya naik ojek ke sana," kata Lukas Enembe.

Sementara itu tukang ojek yang mengantarkan Lukas Enembe berobat ke Papua Nugini dengan melintasi jalur tikus, mengaku tidak tahu jika penumpang yang diantarkannya itu adalah gubernur.

”Saya tidak tahu, kalau itu gubernur. Setelah tiba di pangkalan ojek, saya diberi tahu kalau yang diantar adalah Gubernur Papua,” kata pria bernama Hendrik itu, Jumat (02/04/2021).

"Saat itu dia menggunakan masker dan dibonceng bersama penumpang yang ikut bersamanya," kata Hendrik.

Hendrik menjelaskan, pengguna jasa ojeknya itu yang kemudian diketahui adalah Gubernur Papua Lukas Enembe itu tidak sendirian, melainkan bersama dua orang pendamping.

Seorang laki-laki yang kemudian diketahui bernama Hendrik Abidondifu dan perempuan bernama Ely Wenda. ”Mereka tiga orang, saya bonceng dua orang, sementara satu orang perempuan naik ojek lainnya,” katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved