Kebakaran Kilang Balongan
Warga Desa Protes Bau Gas dan Minyak Menyengat Sebelum Kilang Balongan Meledak
Warga desa memprottenes bau gas dan minyak menyengat pada Minggu (28/03/2021) tengah malam, sebelum minyak Balongan, meledak.
SRIPOKU.COM --- Kebakaran yang melanda kilang minyak PT Pertamina di Balongan, Inderamayu, Jawa Barat, sejak Senin (29/03/2021) dinihari, sampai malam ini belum sepenuhnya dipadamkan.
Tim penanggulangan kebakaran telah melakukan isolasi dan pendinginan agar kebakaran kilang di tepi pantai Utara Pulau Jawa itu, agar tidak meluas.
Warga yang bermukim di Desa Sukaurip, yang terletak sekitar 500 meter dari kompleks kilang minyak itu, menyampaikan kekecewaan atas pringatan yang disampaikan warga.
Sebelum insiden Kilang Balongan meledak dan terbakar pada Senin dinihari, sebenarnya sudah ada puluhan warga Desa Sukaurip blok Wisma Jati, yang menggelar unjuk rasa.
Baca juga: Warga Mengungsi dan Desa Sukaurip Gelap Gulita, Bau Minyak dan Gas Menyengat
Baca juga: JELANG Subuh, Api Kilang Balongan Terus Membesar: 3 Tangki Gasoline Tersambar Petir
Puluhan warga Desa Sukaurip memprotes bau gas dan minyak yang menyengat bersumber dari Kilang Balongan.
Bau gas dan minyak tersebut menyelimuti pemukiman mereka.
Petugas TNI bernama Rinto, yang berjaga di Desa Sukaurip pasca-ledakan itu, mengungkapkan, ada sekira 50 warga desa yang menggelar unjukrasa pada Minggu (28/03/2021) malam, sekira pukul 00.00 WIB.
"Sebelum ledakan kilang, ada puluhan warga semalam demo jam 00.00 WIB. Demo dipicu bau minyak dan gas dari kilang. Demo sampai 00.30 WIB. Tiba-tiba (Kilang Balongan) meledak," kata Rinto kepada Tribunnews.com di Desa Sukaurip, Indramayu, Jawa Barat.
Ledakan pertama terjadi pukul 00.45 WIB.
Tidak berselang lama atau sekira 30 menit, terjadi ledakan kedua yang juga bersumber dari Kilang Balongan.
Desa Sukaurip blok Wisma Jati hanya berjarak 500 meter dari lokasi ledakan Kilang Balongan.
Baca juga: Petir Sambar Kilang Balongan, Tarsono Panik Lupa Ngunci Pintu Rumah, Kabur Bawa Keluarga Mengungsi
Rinto mengungkapkan, sejak Minggu tengah malam sekira pukul 23.00 WIB, warga Desa menyampaikan terkait bau gas dan minyak yang tidak biasanya.
Bau gas dan minyak yang menyelimuti pemukiman warga Desa Sukaurip dikhawatirkan dapat memicu terjadinya sesak nafas.
"Mereka demo menuntut supaya bau gas dan minyak segera diatasi. Dikhawatirkan memicu sesak nafas," kata Rinto.
Alex (19), warga Desa Sukaurip blok Wisma Jati, menuturkan hal serupa.