Doktor Ngabalin Dapat Jabatan Di KKP
Ternyata Doktor Ngabalin Dapat Jabatan Di Khusus KKP Masa Edhy Prabowo, Terungkap dari Proses di PN
Banyak yang mempertanyakan apa peran Ali Mochtar Ngabalin, tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden ada dalam rombongan Edhy Prabowo
SRIPOKU.COM—Banyak yang mempertanyakan apa peran Ali Mochtar Ngabalin, tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden ada dalam rombongan Edhy Prabowo saat ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta.
Ternyata dari proses pengadilan, adanya Ali Mochtar Ngabalin dalam rombongan itu karena memang dapat jabatang khusus di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dilansir WARTAKOTALIVE.COM, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin ternyata punya jabatan mentereng di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Fakta itu terkuak dalam persidangan lanjutan kasus dugaan korupsi benih lobster.
Awalnya, Majelis Hakim yang menyidangkan kasus suap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo kaget ketika membaca nama Ali Mochtar Ngabalin, ikut dalam kunjungan kerja ke Hawai.
Hakim menyinggung nama Ali Mochtar NGabalin, saat sidang kasus suap izin ekspor benih bening lobster (BBL) atau benur dengan terdakwa Edhy Prabowo.
Kepala Bagian Humas Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Desri Yanti mengatakan Ngabalin bisa ikut rombongan lantaran masuk daftar petinggi KKP.
Awalnya Desri Yanti menjelaskan agenda perjalanan Edhy Prabowo ke Hawaii.
Kemudian di tengah penjelasannya ia menyinggung nama Ngabalin yang sempat terkendala administrasi tempat penginapan.
"Pada saat hasil PCR yang didapat dari Los Angeles (LA) ini kan sudah last minute jadi sambil PCR hasil keluar siang, kami sudah ke bandara. Kemudian dibantu pihak KBRI untuk mendaftarkan online ternyata sepertinya ada yang tidak terverifikasi dengan baik sehingga aplikasi untuk travelnya tidak muncul barcode," kata Desri.
"Barcodenya ini yang kemudian diminta pihak hotel. Ada dua orang delegasi yaitu pak Slamet dan pak Ngabalin yang tidak punya," jelas dia.
Hakim Ketua Albertus Usada kemudian bertanya ke Desri untuk menegaskan siapa dua nama itu agar tak ada perbedaan persepsi dalam persidangan.
"Slamet siapa?" tanya hakim.
"Slamet Sugiarto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya," jawab Desri.
"Terus Ngabalin itu siapa?" tanya hakim lagi.