Siapa Irene Sukandar, Grandmaster Catur yang Kalahkan Dewa Kipas, Pecatur Wanita yang Disegani Dunia
Lantas siapa sebenarnya Irene Sukandar yang berhasil kalahkan Dewa Kipas? sehebat apakah dia? berikut ulasannya.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Ini jadi tanda kuat bahwa Irene memang memiliki bakat di permainan penuh strategi ini.
Mengutip en.chessbase.com, pada usia dua belas tahun, dia bermain di Olimpiade Calvia pada tahun 2004, dan memperoleh medali perak.
Peringkat FIDE pertamanya adalah 2010 kemudian memperoleh gelar Women Grand Master (WGM) pada usia enam belas tahun 2008 di Olimpiade Dresden, Jerman.
Ia juga mencatatkan sebagai wanita pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.
Pada 2013 lalu, ia memperoleh gelar International Master gelar bagi pecatur laki-laki, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400.
Mengutip encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, kiprah Irene di dunia catur dimulai saat mengikuti kejurnas catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat.
Saat itu tim Sumatera Selatan kekurangan satu pemain dan ia pun akhirnya didaftarkan oleh tim Sumsel.
Hasil yang didapat kala itu belumlah menggembirakan karena ia sama sekali tak memperoleh nilai.
Tapi, sejak itu Irene Kharisma Sukandar merasa tertantang dan ia serius belajar catur sampai akhirnya masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi.
Baca juga: Sebelum Diterapkan, Bandara SMB II Palembang Akan Gratiskan Tes GeNose Untuk Penumpang Selama 3 Hari
Baca juga: Sudah Menang Disuruh Pulang, Marcus Fernaldi Emosi Hingga Tolak Permintaan Maaf BWF: Lepas Tangan
Baca juga: Siapa Dadang Subur alias Dewa Kipas, Sempat Bikin Heboh Dunia Catur, Kalah Lawan GM Irene Kharisma
Di sekolah ini ia ditangani mantan pecatur nasional, MI Ivan Situru dan ia mulai memperlihatkan kemampuannya hingga memperoleh berbagai prestasi.
Pada tahun 2001, di usia sembilan tahun ia telah meraih gelar Master Percasi (MP). Setelah itu, prestasinya terus berderet dan di tahun 2002, ia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW).
Bahkan, tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca, Spanyol, ia berhasil merebut gelar Master FIDE Wanita (MFW).
Kehidupan Irena tak lepas dari dunia catur, bahkan pendidikan di tingkat universitas ia peroleh dari beasiswa karena prestasinya di dunia catur.
Melalui kanal YouTubenya, Irene sempat menyayangkan pernyataan orang yang menyebut catur tidak bisa untuk hidup.
Padahal, dari dunia caturlah dirinya justru bisa menggapai prestasi, memperoleh penghargaan, menempuh pendidikan hingga mendapat pekerjaan.
