Limbah B3

Limbah Sawit dan Batubara Keluar dari Daftar Limbah Berbahaya B3, Ini Kata Presiden Joko Widodo

Pemerintah mengeluarkan status limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) abu sisa pembakaran batubara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Editor: Sutrisman Dinah
KONTAN
Ilustrasi pembakit listrik tenaga uap 

Selain limbah sawit, Sawung menyoroti limbah batubara sebagai FABA..

Limbah-limbah itu berbahaya, karena mengandung zat-zat karsinogenik atau pemicu kanker.

Seharusnya, kata Sawung, limbah-limbah itu tetap masuk dalam kategori B3, sehingga pemerintah bisa mengendalikan dampak pencemaran lingkungan dan kesehatan warga.

"Selain jumlah, ada sumber yang mengandung radioaktif, merkuri tinggi, beda-beda, makanya dimasukin B3. Jadi, kalau mau dimanfaatkan, harus diuji dulu," katanya.

Sementara anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB, Daniel Johan menilai, keputusan Presiden mengeluarkan limbah batubara dari kategori limbah B3 berisiko merusak lingkungan.

Saat limbah batubara masih diatur dalam kategori B3 saja, kerusakan lingkungan tetap terjadi.

Daniel menyoroti masalah lain yang akan timbul, kebijakan ini berpotensi kegiatan penyimpanan, pengolahan, dan pengangkutan limbah menjadi tidak terpantau dan diawasi lagi. Bahkan, Daniel melihat hal tersebut bisa mengancam kualitas air.

"Ini menjadi sangat berbahaya ketika hal tersebut dilakukan secara sembarangan. Ketika pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik, maka limbah yang terserap masuk ke dalam tanah kemudian masuk ke air, maka ini akan merusak tanah dan membahayakan kualitas air," jelasnya.

Ketua DPP PKB itu mempertanyakan kepada pemerintah, apakah keputusan mengeluarkan limbah batubara dari kategori berbahaya itu sudah melalui kajian ilmiah yang tepat dan akurat.

Ia mengingatkan agar semangat UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang hendak mempercepat investasi, jangan sampai mengesampingkan sektor lingkungan dan keselamatan manusia.

"Jangan sampai aspek kesehatan masyarakat luas dikorbankan di atas kepentingan bisnis, harganya terlalu mahal," tegas dia.****

Penulis: tribun network/fik/mam/fah/dod

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved