Jangan Sampai Keliru, Ternyata Inilah Istilah Bahlul yang Sebenarnya, Diambil dari Kisah Ulama Sufi
Jangan sampe keliru lagi, ternyata istilah populer ini sebenarnya diambil dari kisah nyata seorang tokoh yang amat fenomenal.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
"Bagaimana bisa seperti itu Bahlul?," tanya Khalifah Harun Ar Rasyid.
Bahlul pun menanggapi pertanyaan Khalifah Ar Rasyid dengan bijak.
"Aku tau bahwa istanamu tidak kekal, sedangkan kuburan itu kekal, itulah mengapa aku menyiapkan ini semua,
sementara kau sibuk menyiapkan istana dan melupakan kuburanmu," jelas Bahlul.
"Kau takut dipindahkan dari dunia yang fana ke yang kekal, aku duduk di antara kuburan itu dan bertanya, mana orang yang hina dan mana orang yang mulia?
mana orang yang lemah dan mana orang yang kuat?," lanjut Bahlul.
"Serta di mana kesombongan yang selalu dibangga-banngakan?," tambahnya.
Dalam perbincangan tersebut, Bahlul juga memberikan perumpamaan cacing tanah dengan kehidupan.
"Cacing tanah datang dan pergi menghapus kekuatan dan kesombongan, wahai orang yang "bertanya"apakah kau tidak melihat pelajarannya?," ucap Bahlul.
"Apakah ini tanda kegilaan wahai Harun?," tambah Bahlul lagi.
Mendengar hal itu Khalifah Harun Ar Rasyid pun tertegun dan mengangguk membenarkan perkataan Sang Bahlul.
"Demi Allah kamu benar, teruskanlah," ujar Khalifah Ar Rasyid.
"Dekatkanlah dirimu dengan Alquran, di sana ada kabar dan pelajaran," ucap Sang Bahlul.
Lantas, Khalifah Ar Rasyid pun menawarkan permintaan untuk Bahlul.
"Apakah kau punya permintaan yang bisa kuberikan untukmu?," tanya Khalifah Ar Rasyid.