Pengantin Wanita Kebelet, 3 Minggu Tidur Sekamar Tak Juga 'Diserang': Akhirnya Pergoki Suami

Namun tak begitu bagi pengantin baru di salah satu daerah di Bantul, Jawa Tengah ini. Malam pertama hanya dongeng pengantar tidur baginya.

Editor: Wiedarto
pixabay
ilustrasi pernikahan 

Pada bulan Mei 2020 orangtua AS mulai mendesak orangtua SR agar anaknya mau menikah dengan AS.

Namun, SR tetap menolak. Tapi kedua orangtuanya memaksa agar SR menikahi AS.

Alasannya karena orangtua SR tidak enak dengan orangtua AS dan malu dengan tetangga karena sudah terlalu sering dikunjungi orangtua AS.

SR akhirnya kasihan dengan orangtua AS dan sepakat untuk menikah.

SR mengajukan syarat agar pernikahannya tidak dibuat pesta, tetapi cukup menikah di KUA saja.

Pernikahan SR dan AS lalu dilangsungkan pada 10 Oktober 2020.

Setelah pernikahan di KUA, SR lalu di bawa ke rumah termohon dan ternyata diadakan pesta besar di sana.

Padahal sebelumnya SR sudah mengajukan syarat bahwa ia mau menikah asalkan tidak dibuat pesta.

Setelah pernikahan, apa yang dikhawatirkan SR jadi kenyataan.

Ternyata AS mengalami gangguan jiwa dan kerap tidak nyambung dan ngelantur jika diajak bicara.

Karena merasa kacau dan takutnya, SR tidak mau tidur bersama AS di malam pertamanya.

Ia memilih pulang ke rumah orangtuanya dengan memesan taksi online pada malam hari usai pesta pernikahan.

Sejak itu SR jadi kerap bertengkar dengan keluarga AS karena merasa dibohongi.

Empat hari setelah pernikahan, orangtua SR akhirnya sepakat mengembalikan seserahan kepada keluarga AS.

Setelah itu SR menggugat pembatalan perkawinan ke Pengadilan Agama Boyolali.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved