Berita Palembang
Kini Ada Kafe di Kawasan Bukit Siguntang Palembang, Outbond, Lomba Burung Berkicau & Tempat Rekreasi
Selama ini Bukit Siguntang mengalami berkali-kali perusakan atas nama pembangunan dan terakhir tahun 2018 lalu, dengan pembangunan kolam air mancur
Penulis: maya citra rosa | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Saat ini, ruang terbuka hijau di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, banyak dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, hiburan bahkan tempat ngopi untuk bersantai.
Salah satunya ruang terbuka hijau di kawasan Bukit Siguntang Palembang saat ini tengah ramai dikunjungi kaum milenial di Kota Palembang.
Seperti diketahui, kawasan Bukit Siguntang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Sriwijaya dan memori kebudayaan Melayu di nusantara.
Dalam sejarahnya, Bukit Siguntang adalah sebuah bukit seluas 16 hektare di ketinggian 29-30 meter dari permukaan laut, terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi, Kota Palembang, Sumsel.
Menurut Arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Sumsel, Retno Purwati, di area situs Siguntang Palembang ditemukan beberapa benda purbakala bersifat Buddhis masa Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 6-13 Masehi dan makam leluhur orang Palembang.
Dari benda-benda purbakala yang ditemukan, menunjukkan bahwa Bukit Siguntang adalah salah satu kawasan pemujaan dan keagamaan kerajaan.
Hal ini terlihat dari arca Buddha bergaya Amarawati atau pada abad ke-2-5 Masehi yang ditemukan pada 1920-an.
Arca berbahan granit setinggi 277 senti meter tersebut disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Selain itu, juga ditemukan fragmen arca Bodhisatwa, stupa, fragmen prasasti beraksara Pallawa, arca Kuweda, arca Buddha Wairocana.
Lalu, bagaimana tanggapan arkeolog mengenai kawasan Bukit Siguntang yang mulai ditata dan dijadikan objek wisata.
Menurut Retno, para arkeolog tidak mempermasalahkan kafe yang berada di tengah kawasan Bukit Siguntang, selama tidak ada bangunan kafe yang terbuat dari bahan permanen.
"Buat meja, kursi, pantry hingga kasirnya semuanya mudah dibongkar, jadi tidak ada masalah," ujarnya.
Sehingga apabila adanya kegiatan penggalian arkeologis di kawasan tersebut, maka masih bisa dilakukan di lokasi kafe.
Namun karena selama ini Bukit Siguntang mengalami berkali-kali perusakan atas nama pembangunan dan terakhir tahun 2018 lalu, dengan pembangunan kolam air mancur dan makam-makam di sekitarnya, maka kemungkinan ditemukan struktur bangunan di Bukit Siguntang sangat kecil.