Bupati OKU Kuryana Azis Meninggal Dunia

Jadikan Rumah Posko Koko di Pilkada 2020 OKU, Eddy Yusuf Ikut Sedih Kuryana Azis Meninggal

“Rumah ini akan menjadi posko kotak kosong, dan sampai sekarang sudah banyak masyarakat berdatangan kesini,” terang Eddy Yusuf.

Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Posko relawan kolom kosong Pilkada OKU yang menempati rumah pribadi H Eddy Yusuf SH MM. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Eddy Yusuf, mengaku turut berduka cita atas meninggalnya Bupati OKU, Kuryana Azis, Senin (8/3/2021) di RS RK Chatitas Palembang.

Meski selama ini getol menentang pencalonan Kuryana Azis-Johan Anuar dalam Pilkada OKU 9 Desember lalu, karena seluruh partai yang ada diborong kedua sehingga gagal maju, mantan Wakil Gubernur Sumsel itu tetap "melawan" keduanya, dengan mendukung Kotak Kosong (KoKo).

"Saya turut berbela sungkawa," kata Eddy  melalui WhatsApps, Senin (8/3/2021).

Eddy sendiri enggan berkomentar banyak terkait kekosongan kepala daerah di OKU tersebut pasca Kuryana meninggal, dan ia menyerahkan sepenuhnya ke pemerintahan yang ada baik OKU maupun Pemprov Sumsel.

"Kita serahkan saja ke pemerintah," singkatnya.

Jabatan Kapolsek BTS Ulu Kini Dipegang Mantan Anggota Porpam Polda Sumsel, Mutasi di Musi Rawas

Sekedar informasi dan mengulang kembali masa sebelum Pilkada 2020 OKU, Eddy Yusuf selama ini getol menyuarakan akan mengawal kotak kosong VS pasangan petahana yang akan berkompetisi pada pilkada serentak tahun 2020 di Kabupaten OKU.

Seperti biasa mantan bupati OKU priode  2005-2008 ini terlihat santai dan tenang meskipun harapannya untuk mengikuti bursa pencalonan bupati OKU 2020 kandas.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Menurut ayah tiga anak ini,  dia dan pasangannya Helman sudah membuka posko untuk pendukungnya yang  memiliki pilihan selain pasangan petahana.

Kolom kosong atau kotak kosong adalah jawabannya. Untuk itu Eddy Yusuf  akan mengawal kotak kosong ini.

“Rumah ini akan menjadi posko kotak kosong, dan sampai sekarang sudah banyak masyarakat berdatangan kesini,” terang Eddy Yusuf.

Siapa Bupati OKU Selanjutnya Usai Kuryana Azis Meninggal, Ini Pendapat Pengamat Politik dari Unsri

Langkah yang akan dilakukan Eddy Yusuf adalah mengawal kotak kosong pada hari H pencoblosan (tanggal 9 Desember 2020) hingga tahapan pilkada  final.   

Upaya ini dilakukan untuk memberikan keadilan berdemokrasi bagi masyarakat OKU yang memiliki pilihan lain.

Sebab kata Eddy Yusuf  kotak kosong adalah pilihan dan kedudukannya sama dengan lawan politik pasangan Kuryana Azis dan Drs Johan Anuar.

Namun sayangnya regulasi yang ada tidak mengatur tentang pemberlakuan yang sama antara kolom kosong dan balon. 

Eddy Yusuf mencontohkan balon bupati-wabup ada tim kampanye dan ada saksi di TPS (Tempat Pemungutan Suiara) .

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Sebaliknya kotak kosong (kolom kosong—red) tidak ada  tim kampanye dan tidak ada saksi di TPS.

Itulah sebabnya ,   Eddy Yusuf bersama tinm dan pendukungnya bertekad akan mengawal kotak kosong sampai  tahapan pemilihan bupati-wakil bupati  selesai.

Dewi Asmara Racuni Mertuanya Terkuak dari Kucing & Ayam yang Mati, Korban Sempat Dikira Sakit Biasa

Dikesempatan itu Eddy Yusuf menegaskan, sebenarnya tidak ada sedikitpun niat dirinya untuk mengikuti bursa pemilihan bupati OKU.

Namun inisiatif masyarakat yang merasa tidak puas dengan hasil kerja pemimpin sekarang  terus mendorong Eddy Yusuf untuk kembali maju di pilkada OKU 2020.

“Aku tidak lagi mencari namo atau harta, makan sepiring dengan dengan isteri lagi dak teabis, tapi rakyat OKU bemobil-mobil datang ke rumah nyuruh aku maju ,” terang Eddy Yusuf .

Sebagai mantan bupati OKU, Eddy Yusuf menilai wajar banyak masyarakat OKU yang menginginkan dirinya maju lagi, karena masyarakat  menginginkan kemajuan di Kabupaten OKU.

Melihat masyarakat sangat berharap , akhirnya hati  Eddy Yusuf  luluh juga dan mulai menyusun langkah-langkah, seperti menjalin komunikasi dengan partai politik  yang memiliki wakil di DPRD OKU.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Seorang Warga Sumbar Dirampok di Musi Rawas Usai Kenalan dengan Seorang Perempuan Lewat Facebook

Menurut Eddy Yusuf untuk maju mengikuti bursa pemilihan bupati OKU dirinya  sudah memenuhi  dukungan syarat minimal 7 kursi cukup untuk kendaraan politiknya.

Maka partai politik yang dipilih adalah Hanura (4 kursi) dan PKB (3 kursi), bahkan menurut Eddy Yusuf dia juga sudah sempat mengasih uang “tanda jadi” .

Namun partai karena  partai politik  sifatnya masih sentralistik oligarki mematahkan harapannya, Pimpinan Pusat Partai memutuskan lain walaupun ada pengurus partai didaerah namun keputuan tetap  kewenangan pusat.

“Barang yang sudah kito ikat bae tetak wong,” tandas Eddy Yusuf sambil terkekeh.

Mengetahui  semua partai politik semuanya sudah mendukung pasangan Petahana kata Eddy Yusuf, pendukungnya banyak yang kecewa karena paslon yang mengusung jargon Beriman (bersama  Eddy Yusuf -Helman) ini tidak kebagian perahu  lagi untuk maju dibursa pemilihan bupati OKU tahun 2020.

KONI Sumsel Ingatkan Tuan Rumah, Ada Tolak Ukur Kesuksesan Porprov 2021 di OKU Raya

Melihat banyak pendukungnya  kecewa, Eddy Yusuf akhirnya bertekad tidak akan meninggalkan pendukung setianya sampai  pemilihan bupati-wakil Bupati OKU selesai.

Langkah yang dilakukannya adalah dengan mengawal kotal kosong bersama-sama tim dan pendukung setianya.

Penulis: Leni Juwita

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved