Kapan Kader di Daerah Mulai Terbentuk, Ini Jawaban Marzuki Alie Dewan Pembina Versi KLB Demokrat

Masyarakat yang mau maju di legislatif mungkin bakal kebingungan untuk mendaftar ke Partai Demokrat versi yang mana nantinya.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Refly Permana
sripoku.com/abdul hafiz
Dr H Marzuki Alie SE MM saat menjadi Ketua DPR RI berkunjung ke Palembang beberapa waktu yang lalu. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dewan Pembina Partai Demokrat versi KLB Demokrat di Sibolangit, Dr H Marzuki Alie SE MM, mengatakan untuk membangun dan membangkitkan kembali kadernya di daerah-daerah butuh waktu dua tahun. 

Saat ini, pihaknya melihat proses yang harus dijalani pasca terpilihnya Kepala Staf Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum DPP hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) siang.

"Itu kan diselesaikan dulu di Jakarta, di pusat dulu. Daerah nanti. Masih lama sih daerah itu butuh waktu dua tahun konsolidasi," ungkap Marzuki Alie kepada Sripoku.com, Sabtu (6/3/2021).

Pengakuan Mayangsari Ketika Fotonya Memakai Underwear Tersebar di Dunia Maya, Bukan Keinginan Saya

Soal masyarakat yang mau maju di legislatif bakal kebingungan untuk mendaftar ke Partai Demokrat versi yang mana nantinya, Marzuki menjelaskan itulah perlunya sosialisasi.

"Ya itulah namanya sosialisasi politik dengan masyarakat itu diberikan pemahaman tentang parpol, tentang pelakunya partai, tentang programnya partai, tentang kontestasi politik.

Masyarakat itu dijelaskan supaya tidak memilih karena uang yang merusak demokrasi. Itulah tugas-tugas parpol," jelas mantan Sekjen DPP Partai Demokrat.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Sayangnya, tugas tugas, fungsi Parpol itu tidak banyak yang menjalankan.

Menurutnya masyarakat itu "dininabobokan" dengan Sembako, dengan apa uang recehan, sehingga manakala pejabatnya korup, salah sendiri. 

"Masyarakat memilih karena uang, karena sembako, ya akhirnya korupsi jangan salahkan orang," ujar mantan Ketua DPR RI.

Ikut Prakarsai KLB Demokrat di Sibolangit, Ini Profil Max Sopacua, Dukung Moeldoko Jadi Ketua Umum

Ketika ditanya isu yang mengatakan Ahmad Rizal yang merupakan Direktur PD Pasar Palembang Jaya (Wakil Bendahara Partai Demokrat PALI) disebut bakal menjadi Ketua di Sumsel, Marzuki mengatakan belum tahu.

"Belum tahu," ujarnya.

Marzuki Alie menyesalkan dan terpaksa menegur adanya kader di Sumsel yang berkomentar dalam preskon narasi-narasi negatif yang menjelek-jelekkan, memojokkan, mengancam terhadap dirinya beberapa waktu lalu.

"Teman-teman kita di Sumsel itu ada beberapa orang yang tidak paham lewat konferensi pers.

Saya tegur yang bersangkutan.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Saya bilang, kita ini kalau saling menghujat di antara kader, ini partai gak akan pernah besar," ujar istri mantan Anggota DPD RI, Hj Asmawati.

Owner Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang ini menyebut, harusnya bahasanya itu perbedaan pendapat dikelola dengan baik.

Jangan dianggap beda pendapat itu musuh bebuyutan. 

"Perlu belajar lagilah," ujar mantan Dirut PT Semen Baturaja.

Perempuan Ini Dipukul Suami karena Menolak Berdamai, Akunya Trauma Sering Diperlakukan Kasar

Menyikapi pasca KLB Demokrat yang digelarnya, Marzuki Alie menyebut sebenarnya tidak ada masalah, yang menurutnya ini suatu kontestasi demokrasi. 

"Demokrasi itu ada yang mendukung, ada yang nggak mendukung.

Kalau kontestasinya selesai, kita bergabung kembali, nggak ada persoalan dong," katanya.

Hanya saja, kata Marzuki Alie, jangan dibiasakan manakala kontestasi itu terjadi ada narasi-narasi negatif yang menjelek-jelekkan, memojokkan, mengancam, tidak bagus. 

"Itu yang kita berikan perhatian khusus. Kontestasi itu biasa. Gak ada yang luar biasa. Namanya partai politik," kata pria kelahiran Palembang, 6 November 1955.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Dijelaskannya, pilar demokrasi kalau tidak dijunjung nilai-nilai demokrasi, itu bukan pilar.

Itu salah satu pilar demokrasi. Yang penting itu adalah saling menghargai perbedaan pendapat. Itu yang paling penting. 

Perempuan Ini Dipukul Suami karena Menolak Berdamai, Akunya Trauma Sering Diperlakukan Kasar

"Demokrasi itu begitu, beda pilihan boleh.

Nanti jangan saling menghina, saling menghujat, mengancam, cacat demokrasi kita," ujarnya.

Ia menyebut selain dirinya, kader Partai Demokrat yang dinilai bagus ditawarkan untuk masuk dalam komposisi kepengurusan di DPP Partai Demokrat versi KLB. Termasuk ada 

"Ya dia (Ibas) kan menolak ya udah. Yang mau aja.

Ya semua yang bagus-bagus ditawarkan. Paling Sofwatillah Opat (H Sofwatillah Mohzaib) Waketum dia," katanya.

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved