Komunitas di Palembang

Jangan Sampai Kejadian Pasar Cinde Terulang, Robby Bentuk Komunitas Sahabat Cagar Budaya

Robby Sunata membentuk Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang dengan beranggotakan hanya lima orang saja pada tahun 2017 lalu.

Penulis: maya citra rosa | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM/MAYA CITRA ROSA
Robby Sunata, Penelurus Sejarah dan Koordinator Sahabat Cagar Budaya Palembang 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Berawal dari keprihatinan atas hilangnya cagar budaya Pasar Cinde di Palembang, membuat Robby Sunata membuat komunitas yang fokus mengajak masyarakat di Palembang untuk peduli terhadap sejarah dan budaya.

Robby Sunata membentuk Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang dengan beranggotakan hanya lima orang saja pada tahun 2017 lalu.

Dia tidak ingin ada lagi cagar budaya yang dimiliki oleh Kota Palembang hilang atau diruntuhkan seperti Pasar Cinde.

"Ini karena kecintaan saya kepada Kota Palembang, pengabdian kepada kota tercinta," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Komunitas Pencinta Mobil Kijang Super&Grand; Toyota Indonesia (KPMKSG-TI) Korwil Sumsel

Baca juga: Panduan TikTok, Panduan Komunitas TikTok, Lengkap dengan Ketentuannya

Salah satu caranya adalah menanamkan kecintaan akan sejarah dan budaya kepada masyarakat, sehingga masyarakat paham bahwa cagar budaya adalah warisan bagi generasi selanjutnya.

"Kita mulai dari masyarakat karena jika mereka mengerti tentang sejarah, maka mereka punya kekuatan untuk menolak segala jenis penghilangan cagar budaya," ujarnya.

Sahabat Cagar Budaya (SCB) dimulai awalnya dari diskusi yang dilakukan bersama para pakar sejarah, arkeolog dan penelusur sejarah yang ada di Palembang.

"Awalnya kita diskusi dan bincang santai itu di cafe-cafe, kita ajak teman-teman dan ahli sejarah untuk menjelaskan topik tertentu," ujarnya.

Baca juga: 5 Februari, Komunitas Fantastic Record Rilis 3 Lagu Baru

Baca juga: KOMUNITAS SMPPN 26 Menggelar Kegiatan JUMAT BAROKAH di Masjid Al-Firdaus

Namun tidak hanya sebatas diskusi, Robby juga mengajak langsung para anggota dan siapa saja yang mau ikut untuk mendatangi langsung tempat-tempat bersejarah yang ada di Palembang.

Menurutnya, orang Palembang biasanya tidak puas hanya membahas sejarah dengan mendengarkan, melainkan harus mendengarkan dan melihat langsung tempat bersejarah tersebut.

"Kita pernah ke banyak lokasi bersejarah, seperti tempat penemuan prasasti talang tuo, komplek pemakaman saboking king dan lainnya," ujarnya, Sabtu (6/3/2021).

Menurut laki-laki kelahiran Palembang 30 Agustus 1979 ini, Palembang sudah memiliki cukup sejarah yang dapat digali mulai dari Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang hingga kesultanan Palembang.

Sebagai kota tertua, Palembang seharusnya dapat lebih menghargai sejarah tersebut. Namun karena banyak peninggalan yang sudah hilang, sehingga pembuktian mengenai sejarah menjadi kabur.

"Kita tidak ingin kejadian seperti Cagar Budaya Pasar Cinde terulang kembali, gerakan-gerakan ini harus bersatu baik dari para ahli sejarah, arkeolog, Pemerintah dan masyarakat," ujarnya.

Komunitas Sahabat Cagar Budaya (SCB) berwisata religi di Komplek Makam Sabokingking Palembang.
Komunitas Sahabat Cagar Budaya (SCB) berwisata religi di Komplek Makam Sabokingking Palembang. (sripoku.com/maya)

Komunitas ini juga aktif mengajak generasi muda yang memang menjadi fokus untuk ikut dalam setiap kegiatan SCB.

Sehingga, ketika para generasi tua sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankan warisan budaya, generasi muda yang sudah mapan mempunyai pondasi sejarah untuk mempertahankan peninggalan bersejarah.

Baca juga: Jalan Kaki Satu Km Lintasi Hutan Belukar, Seorang Anggota Komunitas Mancing Mania Baturaja Meninggal

Baca juga: Ultah ke 8 Komunitas Artis Fantastic Palembang Berlangsung Sederhana

Robby sendiri sebelum aktif dalam kegiatan bersejarah, dia pernah berprofesi sebagai pegawai Bank, komika, hingga pernah akitf dalam bidang pariwisata bersama Disbudpar Sumsel.

Kemudian dia memilih untuk aktif kegiatan yang tidak banyak dilakukan orang, namun memiliki nilai yang sangat besar untuk kepentingan generasi berikutnya.

"Saya mulai terpanggil ketika melihat Pasar Cinde dirobohkan, di situ hati saya berdetak. Sudah banyak orang kenal dan tau bahwa Cinde itu punya nilai saja bisa roboh dan hilang apalagi yang tidak atau belum banyak orang tau," ujarnya.

Saat ini SCB memiliki anggota yang aktif berjumlah 12 orang, dan akan terus mengadakan bincang diskusi dan menelusuri lokasi bersejarah lainnya yang ada di Kota Palembang.

"Kita terbuka untuk siapa saja yang ingin ikut, terutama generasi muda, semakin banyak yang ikut semakin senang kami," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved