Kudeta Militer Myanmar

5 JET Tempur Meraung di Atas Demonstran, 38 Orang Terbunuh, Situasi Myanmar Semakin Kacau

Kamis pagi, lima jet tempur melakukan beberapa lintasan rendah dalam formasi di atas kota kedua Mandalay.

Editor: Wiedarto
AFP
Massa demonstran berhadap-hadapan dengan aparat Myanmar sebelum rusuh, Kamis (4/3/2021) 

SRIPOKU.COM, MYANMAR--Aktivis pro-demokrasi Myanmar mundur dari jalan pada Kamis untuk berdemonstrasi menentang aturan militer sehari setelah PBB mengatakan 38 orang terbunuh dalam hari kerusuhan paling kejam sejak kudeta bulan lalu.

Pada hari Rabu, polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan di beberapa kota besar dan kecil.

Menurut saksi mata, sehari setelah negara tetangga meminta pemerintah militer untuk menahan diri.

Terlepas dari bahayanya, para aktivis mengatakan mereka menolak untuk hidup di bawah kekuasaan militer.

Mereka bertekad untuk mendesak pembebasan pemimpin pemerintah yang ditahan Aung San Suu Kyi dan pengakuan atas kemenangannya dalam pemilihan di bulan November.

Kamis pagi, lima jet tempur melakukan beberapa lintasan rendah dalam formasi di atas kota kedua Mandalay.

Menurut penduduk, dalam apa yang tampak sebagai untuk kekuatan militer.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan, di New York, hari Rabu tersebut merupakan hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari dengan 38 kematian.

Sehingga jumlah korban menjadi lebih dari 50 saat militer mencoba memperkuat kekuasaannya.

Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Di Yangon, saksi mata mengatakan sedikitnya delapan orang tewas pada Rabu. Sementara media melaporkan enam orang tewas di pusat kota Monywa.

Save the Children menyebutkan empat anak tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang dilaporkan Radio Free Asia ditembak mati oleh seorang tentara di dalam konvoi truk militer yang lewat.

Menurut laporan itu, tentara memasukkan tubuhnya ke truk dan pergi.

Kantor berita Myanmar Now melaporkan, pasukan keamanan di Yangon menahan sekitar 300 pengunjuk rasa.

Militer membenarkan kudeta tersebut dengan mengatakan keluhannya tentang kecurangan pemilih dalam pemungutan suara 8 November diabaikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved