Irak
Puteri Saddam Hussein Muncul di TV-Arab, Krisis Diplomatik Irak-Iran-Yordania dan Arab Saudi
Raghad Saddam (52), puteri sulung mantan Presiden Irak Saddam Hussein, Senin pekan lalu muncul di stasiun televisi Al-Arab.
SRIPOKU.COM – Raghard Saddam (52) puteri sulung mantan Presiden Saddam Hussein, untuk pertama kalinya muncul setelah Saddam wafat di tiang gantungan tahun 2006.
Raghard yang meninggalkan Irak menjelang kejatuhan Presiden Saddam yang diburu oleh Tentara Sekutu pimpinan Amerika Serikat tahun 2003. Setelah 15 tahun sejak kematian Saddam Hussein, Raghard muncul dalam sebuah wawancara di stasiun televisi Al-Arabiya
Dalam acara itu, Raghard menyatakan bahwa dirinya memiliki peluang tampil kembali dalam perpolitikan di Irak.
Sejarah Saddam Hussein menjadi tragis di akhir hayatnya, setelah tentara Sekutu AS mendorong kerusuhan dan kemudian menangkap Saddam Hussein, pasca-tragedi WTC di New York yang menewaskan ribuan orang.
Baca juga: TENTARA AS Bongkar Konspirasi Jahat Presiden Bush Perangi Irak: Detik-detik Saddam Husein Digantung
Baca juga: Negara Timur-Tengah Memanas, Donald Trump Tarik Diplomatnya dari Irak
Tragedi yang terjaid 11 September 2001 pagi waktu setempat, kemudian dikenal dengan Tragedi 9/11.
Raghad Saddammerupakan putri tertua mantan pemimpin Irak Saddam Hussein, sempat diburu karena dituduh ikkut bertanggung jawab atas pemerintahan anti-demokrasi di Irak. Pemerintahan Saddam Hussein akibat kemarahan musuh politik Saddam Hussein yang didukung pasukan koalisi pimpinan AS.
Kemunculan Raghard bersama sahabatnya di Al Arabiya, menjadi kontroversial. Sehari kemudian pengamat Timur Tengah melaporkan bahwa kemunculan Raghard telah memicu krisis diplomatic, antara Irak dan Arab Saudi serta Yordania.
Raghad muncul bersama Sohaib Charair di siaran TV Al Arabiya, yang memiliki tautan ke Arab Saudi. Dalam acara itu, Raghdad mengatakan bahwa dia bisa berperan dalam perpolitikan Irak.
Dalam acara wawancara itu, Charair bertanya pada Raghad, apakah dia berniat untuk memainkan peran yang lebih langsung dalam perpolitikan di Irak dalam waktu dekat.
Raghdad lantas menjawab pertanyaan tersebut: "Segalanya mungkin."
Selain itu, Raghdad juga mengecam Iran yang disebutnya campur tangan Iran di kawasan itu.
Dia menggarisbawahi bahwa Iran melanggar Irak setelah tidak adanya kekuatan nyata.
Setelah acara tersebut, Kementerian Luar Negeri Irak memanggil Duta Besar Yordania dan Arab Saudi di Baghdad.
Kementerian Luar Negeri Irak memprotes kenapa Raghad diperbolehkan muncul di televisi.
Setelah meninggal Irak menjelang kejatuhan Saddam Hussein, Raghad menetap di Kota Amman, Ibukota Yordania, sejak tahun 2003.
Ketika itu Amerika Serikat (AS) menginvasi Irak dan menggulingkan ayahnya.
Saddam Hussein adalah Presiden Irak sejak 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003, ia jatuh dari kursi kekuasaannya setelah tertangkap oleh pasukan koalisi pimpinan AS saat menginvasi Irak pada tahun 2003.
Sebagai pemimpin Irak dan ketua Partai Ba'ath, Saddam mengambil kebijakan PAN-Arabisme sekuler, modernisasi ekonomi, dan sosialisme Arab.
Ia dituduh sebagai pimpinan diktator dan anti-demokrasi, dan kebijakan politik dan aksinya di kawasan itu dianggap merugikan kepentingan barat. *****
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/20210222-raghard-saddam.jpg)