Hari Bahasa Ibu Internasional, Balai Bahasa Sumsel Terbitkan Buku Prokes dengan 3 Bahasa Daerah
Tak tanggung, buku Prokes itu terdiri dalam tiga bahasa daerah yang ada di Provinsi Sumsel.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama dengan satuan tugas (satgas) Covid-19 melakukan penyusunan dan penerbitan buku panduan protokol kesehatan (Prokes).
Tak tanggung, buku Prokes itu terdiri dalam tiga bahasa daerah yang ada di Provinsi Sumsel.
Adapun tiga bahasa tersebut yakni bahasa Melayu Palembang, Komering dan Basemah.
Peluncuran tersebut bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional, yang jatuh pada Minggu (21/2/2021) ini.
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Celebrity - IU, Lagu Korea Terbaru, Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia
Baca juga: Mengenal Fiki Naki, Youtuber Kuasai 8 Bahasa Asing Bikin Cewek Klepek-klepek, Rumah Barunya Disorot
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Umar Solikhan, mengatakan, buku tersebut telah diluncurkan dan baru ditampilkan di media sosial resmi Balai Bahasa Provinsi Sumsel.
Saat ini buku tersebut sedang dalam proses pencetakan bersamaan dengan pembuatan video Pesan Ibu yang juga dalam tiga bahasa daerah tersebut.
"Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami akan melakukan kunjungan satgas Covid-19 Sumsel untuk kerja sama menerbitkan dan menyosialisasikan buku ini secara luas," katanya pada kegiatan Gerakan Cinta Bahasa Ibu untuk memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Minggu (21/2/2021).
Buku tersebut diterbitkan sebagai upaya melestarikan bahasa daerah di Bumi Sriwijaya.
Tak hanya itu, kini pihaknya pun tengah melakukan penyusunan Kamus Bahasa Komering.
Baca juga: Ciri-ciri Duku Komering Sudah Bisa Dikenali Sejak belum Dikupas, Awas Jangan Sampai Tertipu
Baca juga: Pondok Pindang Umak Sajikan Masakan Khas Komering, Gerandong vs Mak Lampir Bertemu di Meja
Menurutnya, kondisi bahasa daerah Sumsel saat ini masih dalam kategori aman meski di satu sisi pemakaian bahasa daerah di kalangan generasi muda mengalami penurunan.
Namun, hal ini pun terjadi pula di bahasa daerah lainnya seperti bahasa Jawa dan Sunda.
"Kami aktif mensosialisasikan dan mengajak generasi untuk berbahasa daerah melalui berbagai kegiatan termasuk lomba mendongeng berbahasa daerah hingga bengkel sastra. Intinya ini upaya untuk membangkitkan kegiatan positif dengan penggunaan bahasa," ujar Umar.
Penelitian inventarisasi kosa kata bahasa daerah Sumsel juga masih difokuskan Balai Bahasa.
Target inventarisasi 1.000 kosa kata bahasa daerah Sumsel pun terus digenjot agar bisa masuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Baca juga: Kisah Pria Korea Jadi Mualaf Setelah 15 Tahun Bolak-balik Indonesia-Korea, Nangis Dengar Shalawat
Baca juga: Mengenal Jennie Blackpink, Idol K-Pop Pertama yang Kumpulkan 600 Juta Views Tercepat, Fasih 4 Bahasa
Umar menjelaskan, hingga kini belum ada pelajaran bahasa daerah di sekolah.