Berita Musirawas

Dulu Keliling Jualan Es, Sajudin Sukses Jadi Camat, 4 Anaknya Dokter, Kini Nyalon Kades Semeteh

Camat Muara Lakitan H Sajudin Alisyahbana mendaftarkan diri sebagai calon Kepala Desa (Kades) Semeteh, tempat ia bertugas.

Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/Ahmad Farozi
H Sajudin Ali Syahbana dan Isterinya Hj Laila Ujro 

SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Camat Muara Lakitan H Sajudin Alisyahbana mendaftarkan diri sebagai calon Kepala Desa (Kades) Semeteh, tempat ia bertugas.

Meski masih aktif menjabat sebagai seorang camat, namun Sajudin mengaku sudah mendapat restu dari pimpinan.

Lantas apa alasan dibalik Sajudin rela menyalonkan diri jadi kades.

Apalagi desa tempat ia menyalonkan diri menjadi kades merupakan Kecamatan yang sedang dipimpinnya.

Sajudin pun angkat bicara soal pencalonan dirinya sebagai seorang kades.

Menurut Sajudin dirinya masih aktif menjadi seorang Camat Muara Lakitan.

Namun memasuki April 2021 dirinya memasuki masa bakti tugas alias pensiun.

Untuk mengisi waktu pensiun dengan hal yang bermanfaat, dirinya mencalonkan diri sebagai Kades.

"Memang benar saya nyalon kades Desa Semeteh Kecamatan Muara Lakitan. Saya sudah mendaftar dan sudah minta izin terkait pencalonan ini," kata H Sajudin Alisyahbana, kepada Sripoku.com, Kamis (18/2/2021).

Namun ia membantah jika dirinya mencalon kades demi sebuah jabatan.

Sajudin mengaku dirinya mencalonkan diri sebagai Kades untuk mengabdi di kampung halaman di Desa Semeteh.

Menurut Sajudin, secara materi dirinya sudah berkecukupan.

Dirinya sendiri sebagai seorang ASN, sang istri
Hj Laila Ujro, juga merupakan seorang Pegawai KUA.

Empat orang anaknya juga sudah cukup mapan, dan keempatnya berprofesi sebagai dokter. 

"Kalau untuk kehidupan saya pribadi sudah cukup. Isteri juga pegawai, anak empat orang dokter semua. Satu tugas di Tebing (Empat Lawang) sudah spesialis, satu dokter di RS Siti Aisyah, satu lagi dokter di Talang Rejo dan satu lagi masih Koas di Jambi. Menantu juga ada yang tugas di Polri," katanya.

Namun dirinya ingin mendekatkan anak-anak dan keluarganya dengan desa.

Sehingga mereka tau dengan kehidupan desa.

"Anak-anak bisa pulang ke desa, kalau mereka ada rezeki bisa berbagi dengan kerabat-kerabat di desa. Ya intinya, kita jangan melupakan desa tempat asal kita," kat dia.

Menurutnya, jabatan kades adalah jabatan yang mulia.

Kades dipilih dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Sehingga tau persis apa kebutuhan dan keluh kesah masyarakat.

Sedangkan camat merupakan jabatan yang ditunjuk oleh pimpinan.

Meskipun banyak yang tidak senang, tapi kalau pimpinan berkenan, maka bisa saja diangkat menjadi camat.

"Kalau kades kan masyarakat banyak yang menentukan. Kita bisa tau kalau kita disenangi atau tidak disenangi orang itukan dari pilihan masyarakat.

Kalau banyak orang senang dengan kita, otomatis memilih kita, demikian pula sebaliknya," katanya.

Sejak Kecil Yatim

Namun dibalik itu semua, perjalanan kehidupan Sajudin bisa dijadikan tauladan.

Betapa tidak, sejak kecil Sajudin sudah menjadi anak yatim.

Saat usianya 7 tahun, Sajudin sudah ditinggal oleh sang ayah.

Untuk bisa sukses seperti ini, Sajudin kecil terus berjuang demi mengapai cita-cita.

Sajudin kecil keliling jualan es. Hal itu ia lakukan demi memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga.

Untuk menempuh pendidikan, dia harus berjuang keras.

Bahkan, saat sekolah di SMP di Kota Lubuklinggau, dijalaninya sambil berjualan es keliling. 

"Dulu saya serba kekurangan. Maka saya ingin memberikan motivasi kepada masyarakat desa saya, supaya dapat berkehidupan yang layak. Di desa juga banyak sarjana, bisa kita berdayakan bersama untuk membangun desa.

Berdayakan Sarjana di Desa

Sajudin akan mengajak sarjana di desanya untuk membangun bersama-sama desanya.

Jangan sampai kata dia, orang tua habis uang kuliahkan anak jauh-jauh untuk jadi sarjana, tapi tidak ada manfaatnya.

"Tujuan kuliah jadi sarjana itu bukan hanya untuk jadi pegawai negeri saja.

Tapi bagaimana kita bisa menciptakan lapangan kerja, berguna untuk masyarakat melalui karya-karya kita.

Kalau berdagang ya berdagang cara sarjana, dengan cara intelektual.
Misalnya bisa bikin warung desa, keuntungan sisihkan 2,5 persen untuk wakaf. Kan bermanfaat, dan juga pasti berkat," sambungnya.

Profil Sajudin

H Sajudin Alisyahbana lahir di Desa Semeteh Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musirawas 20 Maret 1963.

Dia merupakan jebolan IAIN dan jadi sarjana tahun 1991. Selanjutnya menyelesaikan S2 di Universitas Tridinanti Palembang pada tahun 2000.

Dia mengawali kariernya pada tahun 1982 bertugas sebagai KUA di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Muratara (Saat itu Muratara masih jadi bagian dari Kabupaten Musirawas sebelum mekar jadi daerah otonom sendiri).

Selanjutnya pada tahun 1987 sampai dengan tahun 2010 dia ditugaskan di Kandepag Kabupaten Musirawas.

Jabatan yang pernah dipegangnya antara lain Kasubsi Pendais, Kaur Kepegawaian, Kaur Keuangan, Kasubbag TU dan Kasi Haji.

Pada tahun 2010, dia pindah tugas ke Pemkab Musirawas sampai dengan sekarang. Jabatan yang pernah dijabatnya antara lain, Kasubbag Pemuda, Kasubbag Agama di Bagian Kesra, Kasubbag Ekonomi, Kasi Imtaq Dispora, Sekcam dan Camat Muara Lakitan hingga pensiun 1 April 2021 nanti.

"Saya mulai meniti karier sebagai pegawai dengan pangkat Golongan II/a. Sampai saya pensiun TMT 1 April 2021 nanti, dengan pangkat Pembina Utama Muda Golongan IV/c.

Alhamdulillah bisa mencapai pangkat tersebut, dari II/a sampai IV/c, kalau di ABRI (TNI) itu namanya Serda mencapai Mayjend," selorohnya menutup obrolan dengan Sripoku.com.

Baca juga: Seorang Camat yang Masih Aktif Tiba-tiba Ikut Daftar Jadi Calon Kepala Desa, Ternyata Ini Alasannya!

Baca juga: Sosok Artis A yang Akan Dinikahi Ariel Noah Tahun Ini Dibongkar Mbak You : Semoga Wanita Itu

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved