Banyak Anak Sungai Palembang Dangkal, Normalisasi Berdasarkan Urgensi, Faktor Anggaran

Namun demikian, tidak semua anak sungai di Palembang bakal dilakukan normalisasi. Hal itu karena adanya keterbatasan anggaran.

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA
Satu unit mobil ekskavator tampak tengah sibuk melakukan pengerukan rawa di kawasan Purwosari Kecamatan Kalidoni, Palembang, Rabu (10/1). Rawa ini merupakan anak Sungai Borang yang sudah 15 tahun alami pendangkalan. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria

PALEMBANG, SRIPO -- Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bakal melakukan normalisasi terhadap anak-anak sungai di Palembang yang mengalami pendangkalan, pada 2021 ini.

Namun demikian, tidak semua anak sungai di Palembang bakal dilakukan normalisasi.

Hal itu karena adanya keterbatasan anggaran.

Normalisasi tersebut akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk titik yang dianggap urgent atau mendesak.

Sekretaris PSDA Sumsel, Yudi Saputra menjelaskan untuk di Sumsel ada delapan anak sungai yang akan dilakukan normalisasi pada tahun ini seperti di Ogan Ilir Desa Pematang Baru, Pematang Bungur, Air Kumbang Padang Banyuasin, Sungai TPKS Palembang dan Sungai Lambidaro Palembang.

"Ke delapan titik ini sangat urgen, maka normalisasinya akan dilakukan dengam menggunakan alat berat," katanya, Sabtu (13/2/2021)

Selain normalisasi menggunakan alat, untuk di kota Palembang ada juga beberapa anak sungai yang dilakukan pemeliharaan dengan menggunakan tenaga manusia di lima anak sungai Ogan yakni Sungai Kedukan, Propitan, Aur, Solok Udang dan Durian.

Pemeliharaan anak sungai ini dilakukan dengan cara masyarakat akan terjun ke sungai dengan membersihkan ecek gondang, tanaman aquatic yang mulai menutupi aliran sungai.

"Pemeliharaan akan kita lakukan secara bertahap, jadi tidak semuanya langsung selesai," tegas Yudi.

Menurutnya, pendangkalan anak sungai yang terjadi di kota Palembang lantaran banyak kegiatan yang terjadi di sepanjang sungai tersebut seperti banyaknya pemukiman dan kiriman sampah dari hulu sungai.

Dengan terjadinya pendangkalan membuat fungsi anak sungai di Palembang bekerja menjadi tidak maksimal dan menyebabkan terjadinya banjir.

"Penyebab banjir yang terjadi salah satu penyebabnya memang karena pendangkalan, karena air mengalir tidak secara optimal," ungkap Yudi.

Satu unit mobil ekskavator tampak tengah sibuk melakukan pengerukan rawa di kawasan Purwosari Kecamatan Kalidoni, Palembang, Rabu (10/1). Rawa ini merupakan anak Sungai Borang yang sudah 15 tahun alami pendangkalan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved