KNKT Ungkap Jawaban Terakhir Kapten Afwan Pukul 14.39 Sebelum Sriwijaya Air Jatuh, Ada 2 Kerusakan
Maka itu, pihak KNKT menyampaikan rekomendasi awal untuk mereview hal-hal yang terkait dengan penyempurnaan regulasi
Pukul 14.38.51 WIB
Karena kondisi cuaca, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075° dan diijinkan. Kemudian ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJY182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari Landas Pacu 25L dengan tujuan yang sama.
Maka itu, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
- Pukul 14.39.47 WIB
ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046°, pesawat mulai berbelok ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kin kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan masih tetap.
ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan
- Pukul 14.39.59 WIB
Kemudian dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 WIB. Ini adalah komunikasi terakhir dari SJY182.
- Pukul 14.40.05 WIB
FOR merekam ketinggian tertinggi SJY182 yaitu 10.900 kaki. Kemudian pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif (disengage) ketika arah pesawat di 016°, sikap pesawat posisi naik (pitch up), dan pesawat miring ke kin (roll). Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kin kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap.
- Pukul 14.40.10 WIB
FOR mencatat autothrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down). Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data.
- Pukul 14.38 WIB
Data radar cuaca pukul 14.38 WIB dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa jalur penerbangan SJY182 tidak melintasi area awan signifikan.
Investigasi Juga Ditemukan 2 Kerusakan
- 25 Desember 2020