Berita Palembang

Dampak Pemkot Palembang Belum Bayar Utang, Kontraktor Terpaksa Sekolahkan Sertifikat Tanah

Tidak hanya mobil yang digadaikan kontraktor, untuk membayar gaji karyawannya. Namun pihaknya juga mengadaikan sertifikat tanah.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Yandi Triansyah
kompas.com
HUTANG 

Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tidak hanya mobil yang digadaikan kontraktor, untuk membayar gaji karyawannya.

Namun pihaknya juga mengadaikan sertifikat tanah.

Hal itu dilakukan kontraktor, karena utang yang ada dengan Pemerintah Kota Palembang belum dibayarkan.

Diketahui Pemkot Palembang ada utang kepada rekanan pihak ketiga sebesar Rp 200 miliar.

Imbasnya, yakni kontraktor yang sudah mengerjakan proyek tersebut belum bisa melakukan penagihan.

Dampaknya mereka harus berutang juga demi bisa mengaji karyawan.

Salah seorang kontraktor proyek dari pihak ketiga inisial IR mengungkapkan sejak beberapa tahun terakhir, kerjasama yang dilakukan dengan Pemkot Palembang selalu meninggalkan utang.

Terutama bila pengerjaan proyek berada di penghujung tahun, sehingga untuk pelunasan baru bisa dibayarkan di tahun anggaran berikutnya.

Imbasnya, IR harus memutar otak untuk membayar gaji para pekerja yang menggantungkan nasibnya dari pembayaran proyek pekerjaan sembari menunggu pencairan.

"Ya terpaksa harus gadai surat jaminan pekerjaan. Dulu pernah saya gadai mobil dan surat tanah karena lama menunggu proses pencairan atau Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) keluar," ungkap IR, Senin (8/2/2021).

Dijelaskannya, saat pengajuan berkas penagihan pembayaran dalam sepekan dirinya bisa bolak-balik untuk memastikan kapan pencairan sembari melengkapi berkas yang dibutuhkan.

"Paling lama kalau adminitrasi lengkap untuk SP2D ada yang seminggu cair, ada juga sebulan baru pencairan. Semua tergantung kondisi keuangan Pemkot," katanya.

Untuk tahun ini, ada beberapa proyek pengerjaan infrastruktur yang baru dibayarkan uang muka, seperti pembangunan instalasi PDAM untuk pemasangan pipa dari Tegal Binangun dengan total proyek Rp 32 miliar.

"Ada yang tinggal 5 persen, 95 persennya sudah pembayaran. Ada juga yang baru dibayar uang muka," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved