Mengenang Ulang Sejarah Imlek di Tanah Air
Budaya China juga berpengaruh pada perkembangan teknik produksi dan budidaya berbagai macam komoditas seperti, padi, arak, gula, tiram dan udang
Budaya China berpengaruh bagi masyarakat Asia Tenggara, khususnya masyarakat Jawa.
Hal tersebut berpengaruh pada aspek kebudayaan dan juga kehidupan sehari-hari.
Budaya China juga berpengaruh pada perkembangan teknik produksi dan budidaya berbagai macam komoditas seperti, padi, arak, gula, tiram, udang, dan lain sebagainya.
China juga memberikan pengaruh pada kongsi, kemaritiman, perdagangan, dan moneter di Jawa.
Pada masa Orde Baru, warga Tionghoa mengalami kekangan pemerintah.
Presiden Shoeharto mengeluarkan sebuah Intruksi Presiden No 14/1967 tentang pembatasan agama, kepercayaan, dan adat istiadat Tiongkok.
Inpres tersebut menetapkan seluruh uoacara agama, kepercayaan, serta adat istiadat Tiongkok hanya boleh dirayakan pada ruang lingkup tertutup.
Dengan Cap Go Meh tidak dirayakan secara terbuka.
• Wajib Ada Saat Imlek, 6 Jajanan Manis Ini Bawa Berkah dan Keberuntungan
Salah satu tarian China yaitu Barongsai dan Liong juga dilarang dipertunjukkan kepada ruang publik.
Kebijakan tersebut dikeluarkan karena pada Orde Baru dikhawatirkan muncul kembali bibit komunis melalui etnis Tionghoa.
Bahkan etnis Tionghoa juga dianjurkan menikah dengan penduduk setempat dan menanggalkan bahasa, agama, kepercayaan serta adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.
Era Reformasi
Pada masa tersebut, Gus Dur diangkat menjadi presiden yang ke-4 dan memberikan kebebasan beragama bagi masyarakat Tionghoa.
Hal tersebut ditandai dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 19/2001 pada tanggal 9 April 2001 dan meresmikan Imlek sebagai hari libur yang mana hanya berlaku bagi yang merayakannya.
Kebijakan Gus Dur kemudian disempurnakan oleh Presiden Megawati.