Cerita Syekh Ali Jaber Jadi WNI, Dimintai Uang Rp 150 Juta, Ternyata Takdir Allah itu Baik
Berikut perjalanan panjang Syekh Ali Jaber sebelum jadi WNI, pernah ditawari Rp 150 juta, ternyata, takdir itu baik malah diberikan secara gratis
"Duduk bersama Kedubes Negara Arab, tiba-tiba saat itu, penceramah untuk pengisi kultum tidak datang karena macet."
"Saya didatangi protokol dan dikabarkan penceramah tidak datang."
"Saya diminta untuk mengisi, kaget apa yang diisi. Apalagi di depan Presiden. Adanya permintaan, saya mau," ungkapnya dalam ceramah.
Lanjut cerita Syekh Ali Jaber, sebelum kultum, protokol menyampaikan kultumnya jangan lama maksimal 10 menit.
Kultum selama 10 menit selesai, ternyata protokol salah hitung waktu berbuka. Masih berbuka masih menunggu waktu 40 menit lagi.
Di datangi seorang imam besar Masjid Istiqlal, meminta dirinya agar mengisi selawat, zikir dan lainnya.
Lama dilaksanakan, tetapi waktu magrib belum tiba. Kembali, ia didatangi protokol. Presiden meminta isi lagi kultum sebelum Magrib.
"Saya kaget. Satu acara, dua kali isi kultum. Jadi saya naik lagi untuk isi kultum."
"Biasa, sebelum ceramah biasa pembukaan pakai bahasa Arab. Ketika itu, Bapak Presiden mengambil alat terjemahan di depannya.
"Begitu saya berkata, yang saya muliakan yang saya cintai, ayah kami Bapak Presiden RI, beliau kaget dan langsung turunkan alatnya," ungkap Syehk Ali Jaber.
Karena memang, menurut Syekh Ali Jaber, Presiden SBY melihatnya saat itu penampilannya bukan seperti orang Indonesia.
Setelah itu, ternyata takdir dari Allah baik lagi. Ia kembali dipanggil ke istana negara, dan malah Presiden SBY memanggil untuk duduk di dekatnya. Sambil ngobrol, tak menyangka ia mendapat kejutan luar biasa.
"Presiden berkata mau tidak jadi WNI."
"Padahal, sebelumnya sudah ada yang menawarkan jadi WNI, tetapi diminta uang Rp 150 juta."
"Takdir baik, Allah kasih gratis. Presiden malah yang menawarkan."